tag:blogger.com,1999:blog-42265724100819577062024-03-12T21:22:36.625-07:00teenager's storyTeenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.comBlogger17125tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-5694641710052028832010-07-30T04:47:00.000-07:002010-09-16T03:41:36.899-07:00KEEP YOUR SELF<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_JJgUwis6cwInaoQvAzqUVQ6zTA-AeRhbKbFRomkzf019RWkiHtf00jlf0mMztIU3E_idhx2IQoUvvyFZfwhsP0qeHKma7dP8vY1FyDZCf3qHXn81JMyLfUta0sdVVJqvCItitZQE_Po/s1600/stop_kenakalan_remaja.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 213px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_JJgUwis6cwInaoQvAzqUVQ6zTA-AeRhbKbFRomkzf019RWkiHtf00jlf0mMztIU3E_idhx2IQoUvvyFZfwhsP0qeHKma7dP8vY1FyDZCf3qHXn81JMyLfUta0sdVVJqvCItitZQE_Po/s320/stop_kenakalan_remaja.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5499674855626154210" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCNQSN5Sds5HVaaxYsWPO3jCNxJ5bHsIsibKqCaMK8KNAT03g6ICVRAX9F9s_0-HukkZhoFoJoImHdeh4KgqNsYPFG__bsquIatmJ8D-n45w7azfPIzBB43wR4yq_z7QU5CUP6WtLcExk/s1600/Kehamilan.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 229px; height: 246px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCNQSN5Sds5HVaaxYsWPO3jCNxJ5bHsIsibKqCaMK8KNAT03g6ICVRAX9F9s_0-HukkZhoFoJoImHdeh4KgqNsYPFG__bsquIatmJ8D-n45w7azfPIzBB43wR4yq_z7QU5CUP6WtLcExk/s320/Kehamilan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5499674847749607218" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1ER6EfORL1ziNxuQ5AX0fNZ-9KhPUJcIM4UkXeUws69dpEMsJlitW49oJ0yd0fD5RrJIOm6SgcFXeSSHR8whVLHmB9UwoIlRnY-5f0q1EFCL9Ue2ehx-mcQ-1wG-vJCPRBGLtdJJMvOg/s1600/dosa-remaja.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 317px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1ER6EfORL1ziNxuQ5AX0fNZ-9KhPUJcIM4UkXeUws69dpEMsJlitW49oJ0yd0fD5RrJIOm6SgcFXeSSHR8whVLHmB9UwoIlRnY-5f0q1EFCL9Ue2ehx-mcQ-1wG-vJCPRBGLtdJJMvOg/s320/dosa-remaja.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5499674840861998066" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHKe-iEx9tNYq2SgEVM56feKlJWtRs3NZfUIzFfIpWixcFgGVA3knZMUc1EJWeJ7rTF96n-A8DM73GaNYAz7oojY8I_xwhEoPEw35eUgniUNV8RUZPIO_nfGS7tjIKSZ_vKc5hmp-lHnM/s1600/20091128Kenakalan+remaja+e-dukasi.net.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 241px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHKe-iEx9tNYq2SgEVM56feKlJWtRs3NZfUIzFfIpWixcFgGVA3knZMUc1EJWeJ7rTF96n-A8DM73GaNYAz7oojY8I_xwhEoPEw35eUgniUNV8RUZPIO_nfGS7tjIKSZ_vKc5hmp-lHnM/s320/20091128Kenakalan+remaja+e-dukasi.net.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5499674833505209634" border="0" /></a><br />sekian banyak BERITA TENTANG REMAJA yang membuat khawatir orang tua.<br />mungkin sesuatu yang tidak diinginkan tersebut dikarenakan kurang tahunya orang tua terhadap kondisi anak.<br />atau mungkin karena pergaulan dan kesadaran diri sendiri tentang akibat.<br />andaikan semua remaja menyadarai betapa indahnya MASA DEPAN jika dilalui dengan <a name='more'></a> kesadaran,prilaku,dan pemikiran yang baik.<br />CONTOH PERILAKU REMAJA yg mencemaskan<br />TAWURAN,HAMIL DILUAR NIKAH,NARKOBA,PARCINTAAN YANG BERAKHIR KESENGSARAAN dsb.Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-40373072243081981982010-06-24T03:58:00.000-07:002010-09-16T03:42:59.529-07:00pacaran positiv untk remaja<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF86bbfP618cU_cScvMqI3dW_v9HnsNMtT7G6RdsISB0DrpsYp7gws90NRRD5rTkJBfjYO8jthCRDawigQqClHI0Xaxt0oyqXZqaUSsj0bqMnoUij9FbHb5_HNnkFbId19zVu7sBkFQeM/s1600/7abc9b0afa89e2064d5e7f0c911a03da.image.136x200.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 136px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF86bbfP618cU_cScvMqI3dW_v9HnsNMtT7G6RdsISB0DrpsYp7gws90NRRD5rTkJBfjYO8jthCRDawigQqClHI0Xaxt0oyqXZqaUSsj0bqMnoUij9FbHb5_HNnkFbId19zVu7sBkFQeM/s320/7abc9b0afa89e2064d5e7f0c911a03da.image.136x200.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486293414598173234" border="0" /></a><br />Hubungan pertemanan pada remaja bisa berubah menjadi cinta-cintaan. Jika anak remaja Anda sudah mengenalkan pasangannya, maka jangan dulu cemas karena dunia gebetan pada remaja punya sisi baik untuk kepribadian anak. Syaratnya, supervisi orangtua tetap kuat, dengan cara diskusi terbuka.<br /><br />Menurut psikolog remaja Roslina Verauli, masa remaja adalah waktu puncak membangun konsep diri, termasuk untuk eksistensinya. Menjalin pertemanan dan memiliki perasaan lain yang berbeda terhadap lawan jenis merupakan salah satu ekspresi emosi remaja.<br /><a name='more'></a><br /><br />Lantas, sejauh mana hubungan lawan jenis pada remaja ini memengaruhi perkembangan kepribadian anak? Vera menyebutkan:<br /><br />Memenuhi kebutuhan rekreasi<br />Dating pada remaja hanya untuk having fun, dan ini memenuhi kebutuhan anak terhadap rekreasi. Kegiatannya juga hanya untuk senang-senang, seperti nonton bareng, jalan bareng teman seusianya, atau belajar bersama.<br /><br />Mengembangkan kemampuan sosial<br />Anak belajar tipe manusia, perempuan dan laki-laki, dengan hubungan "pertemanan" ini. Remaja juga belajar etiket antara perempuan dan laki-laki. Hubungan interpersonal sedang didalami pada masa ini.<br /><br />mohon ringkasan ini dinilaiTeenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-91911450880857899192010-06-24T03:56:00.000-07:002010-09-16T03:42:29.879-07:00ETIKA BERTEMAN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoqRH5uxcAC2iZ4lO1x7Ncrj7w1O_6IhVUdjnmfNRvY2v1JTHkvCXWP9Mh7LrVTEIozLCcOZTQsD1PdlOAmdKZeVF2Hlihyax0Weu-zxM436mfD_npvJR3w1jPJP8qyNzqstNopcTz0ro/s1600/img30082009367321.jpg.gif"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 263px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoqRH5uxcAC2iZ4lO1x7Ncrj7w1O_6IhVUdjnmfNRvY2v1JTHkvCXWP9Mh7LrVTEIozLCcOZTQsD1PdlOAmdKZeVF2Hlihyax0Weu-zxM436mfD_npvJR3w1jPJP8qyNzqstNopcTz0ro/s320/img30082009367321.jpg.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486292857498969442" border="0" /></a><br /><p>Dalam bersosialisasi dengan masyarakat dalam kehidupan seorang manusia memiliki berbagai ragam kendala, khususnya dalam berteman. Untuk kelangsungan berteman yang sehat dan baik banyak hal yang perlu diperhatikan untuk berteman. Etika dalam berteman tampaknya sangat mutlak diperlukan. </p> <p>Di era modern ini tampaknya penampilan dan materi menggusur etika dan asaz kepatutan dalam pergaulan remaja. Apalagi di era digital seperti sekarang ini dimana anak dan remaja tidak harus berhadapan muka dengan “teman digital”.<br /></p><p><a name='more'></a></p><p>Sosialisasi dan pertemanan itu saat ini sedang mewabah menggunakan twitter, facebook, friendster, dan sebagainya. Semua data, informasi dan foto diri menjadi konsumsi publik untuk dijadikan modal pertemanan. Dalam era informasi bebas tersebut tampaknya setiap remaja dapat mengeluarkan pendapat dan berkomunikasi dengan sesamanya yang dapat menjadi konsumsi masyarakat umum. </p> <p>Remaja perlu aturan untuk perlindungan diri dalam pergaulan modern sekarang ini. Mereka harus mengetahui bagaimana cara bersosialisasi dengan lingkungan dan bagaimana cara membuka diri serta berinteraksi, sehingga mereka dapat menjadi bagian yang berguna untuk masyarakat.<br />Seorang remaja yang menarik bisa berteman dengan siapa saja. Ia tidak perlu membatasi dirinya dengan anggota sebuah kelompok atau gank, atau lingkaran tertutup lainnya di sekolah atau pada hubungan sosial yang lain. Karena hal ini justru akan menghilangkan jati diri dari remaja itu sendiri dan menghilangkan peluang untuk mendapat pergaulan atau persahabatan yang baru.</p> <p>0demikian pula bila berhubungan teman yang lebih jauh seperti berpaacaran. Untuk berpacaranpun juga ada aturan main dan sopan santunnya. Dan yang paling yang harus dipegang sebagai prinsip utama untuk remaja adalah, ’say no to sex’. Jangan mudah terpedaya oleh janji manis dan angin surga. Orang yang terlalu sering memberi janji manis dan angin sorga justru biasanya lebih mudah mengingkari terhadap apa yang telah keluar dari mulutnya.</p> <p>Masalah lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah narkoba, alkohol dan rokok. Remaja harus berani dan tegas untuk mengatakan TIDAK pada semua yang telah disebut itu. Jangan sampai terjerumus pada hal yang sangat merugikan dan mendatangkan penyesalan disepanjang hidupnya.<br />Selain dua hal penting diatas, buku ini juga membahas tentang aturan atau etika dalam bersilaturahmi, bepergian, mengemudi di perjalanan, dan lain-lain. Bukan hanya sekedar teori, namun juga diberi dengan tips-tips yang bisa langsung bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh remaja. Secara praktis remaja bisa mengetahui bagimana cara berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain, cara bersikap di depan umum, juga cara berbusana yang pantas untuk setiap kesempatan.</p> <p>Selain untuk remaja, informasi ini juga bisa dijadikan acuan bagi orang tua agar lebih paham dan mengerti etika remaja. Karena bagaimanapun juga orangtua juga perlu mengetahui apa yang menjadi permasalahan kaum remaja sekarang. Tujuannya agar tidak terjadi gap atau jurang pemisah antara orangtua dan remaja.</p> <p>Berbagai Jenis Teman<br />Terdapat berbagai karakteristik dan tipe seorang teman. Teman kelompok maya, yang jumlahnya bisa ratusan dan sebagian besar tidak akan bisa datang ke rumah anda jika pipa air bocor atau membantu memindahkan lemari es jika anda membeli yang baru. Sedangkan yang kedua adalah teman yang anda bisa salam, lalu undang ke rumah menghabiskan sate yang anda bakar atau menemani anak-anak anda bersenda gurau saat berkunjung ke rumah. Teman yang saya maksud adalah kategori yang kedua.</p> <p>ETIKA BERTEMAN</p> <p>1. Memberi salam dan menyakan kabar seorang teman dalam setiap pertemuan baik pertemuan langsung atau online.</p> <p>2. Dalam berteman jangan berlandaskan materi dan popularitas. Seringkali remaja mau berteman hanya dengan mereka yang tinggi sosial dan statusnya. Teman yang keren, populer atau teman yang berduit. Berteman harus berlandaskan pertemanan dan berhubungan untuk bersosialisasi dan berbuat kebaikan. Bila itu yang mendasari maka remaja harus berteman dengan siapa saja tidak terkecuali. Untuk meningkatkan kualitas pertemanan harus mencari teman yang senasib, punya hobi dan misi yang sama. Dengan demikian akan banyak kesamaan yang didapat dan bahan percakapan dan bahan pertemanan yang tidak akan habis-habisnya. Pada teman yang tidak selevel dan dengan hobi dan misi yang berbeda tetap harus dilakukan meski teman itu seorang yang sering berbuat negatif. Adalah menjadi kewajiban bagi semua orang untuk mengingatkan jalan yang lurus dan sampai jangan terbawa arus. Bila upaya menunjukkan jalan yang lurus itu tidak menuai hasil sebaiknya tidak melakukan pertemanan semakin dekat agar tidak terbawa arus tetapi tetap menjalankan komunkasi yang hangat.</p> <p>3. Untuk menjadi teman yang baik dan teman sejati membutuhkan waktu dan pemahaman arti seorang teman. Tidak bisa bilang terlalu mudah. Gue, mau dong jadi sahabat kamu. Sebenarnya yang diinginkan disini adalah kualitas dari persahabatan itu sendiri. </p> <p>4. Berikan apa yang teman anda butuhkan, bukan apa yang anda ingin berikan. Pelajari atau tanyakan apa yang teman anda butuhkan lalu usahakan untuk dibantu atau dipenuhi. </p> <p>5. Kualitas pertemanan tidak bisa dinilai hanya dengan materi, popularitas dan kebekenan seorang teman tetapi harus dinilai atensi, perhatian dan kasih sayang yang saling diberikan.</p> <p>6. Percayakan teman untuk mendengar keluhan pribadi. Kualitas teman yang baik adalah mereka yang mau mendengarkan keluh kesah seseorang. Tertawa bersama dan menangis bersama harus dilakukan kalau memang itu obat yang diperlukan. Sebaliknya, kalau seorang teman hanya mau bersenang-senang saja, sebaiknya tidak usah diberikan prioritas dalam peningkatan perkembangan pertemanan.</p> <p>7. Wajib memenuhi undangan teman dan selama undangan itu tidak mengarah ke tempat yang banyak terdapat maksiat dan fitnah. Bila acaranya mengarah dalam hal demikian sebaiknya kamu cepat-cepat pamit.</p> <p>8. Jika teman meminta nasihat, maka wajib memberi nasihat.</p> <p>9. Menanyakan kabar, menghubungi dan Jenguk jika ada seorang teman sedang sakit. Orang yang menjenguk orang sakit , sama dengan tenggelam dalam lautan rahmat dan kasih sang Pencipta.</p> <p>10. Mengantar jenazah seorang teman saat dia mendahului kita.</p> <p>11. Jangan menyakiti perasaan seseorang dengan kata-kata. Lidah seperti sebilah belati, oleh sebab itu jangan biarkan kata-kata yang menyakitkan hati keluar dari mulut anda saat berselisih-paham dengan teman. Sering terjadi seseorang tidak menyadari bahwa tindakan yang selama ini dinilai benar ternyata dapat menyakitkan perasaan seseorang. Meski sering terjadi perselisihan dan pertengkaran antar teman berawal sekedar guyonan dan saling ejek belaka. Bila terjadi hubungan komunikasi antar teman yang panas sebaiknya pergi dulu sampai suasana tenang lalu ngobrolnya diteruskan kembali. Teman yang mau kembali ke masalah yang sulit untuk dibicarakan dan memberikan komitmen untuk memberikan pengertian menunjukkan kalau seseorang menjunjung tinggi nilai pertemanan.</p> <p>12. Jangan biarkan pihak ketiga mengadu domba. Di kalangan remaja sering gosip beredar dalam pergaulannya. Bila gosip tentang teman meluas sebaiknya dicari tahu langsung ke sumber subyeknya. Jangan memperkeruh suasana dengan menambahi dan membumbui gosip itu. </p> <p>13. Belajar untuk bisa dipercaya, mulai dari yang kecil. Bila telah membuat janji untuk melakukan sesuatu dengan teman. Menepati janji adalah perilaku yang dianggap sepele tetapi menilai sesuatu individu seseorang tentang kepercayaan. Kepercayaan adalah modal dasar pertemanan.</p> <p>14. Jadilah pendengar yang baik Jadilah pendengar yang baik. Pertemanan berdua mempunyai kesempatan yang sama dalam menumpahkan segala permasalahan. Namun diusahakan dimana remaja bisa bertemu di tengah. Kalau kamu banyak tahu informasi, jangan sok menggurui. Informasi yang kita tahu dapat diungkapkan dalam dua arah yang berimbang bila dalam suatu komunikasi dengan bentuk diskusi yang sehat.</p> <p>15. Jangan Kacaukan Pertemanan teman anda. Jangan merebut teman-teman dari teman anda dan menjadikan mereka milik anda. Sopan santun dalam berteman itu penting dan salah satunya adalah dengan menghormati orang-orang yang sudah ada di kelompok tertentu. </p> <p>16. Teman maya dari teman-teman anda kelihatan keren, ganteng atau cantik. Lalu di “add” sebagai teman. Itu yidak melanggar etika, toh hanya bersifat maya. Namun dalam dunia nyata, hal tersebut sangat tidak etis dan hanya akan merugikan diri sendiri. </p> <p>17. Tertawalah selalu bersama teman<br />Memori indah yang selalu terekam oleh otak adalah saat-saat yang paling mudah diingat dan membuat ceria disaat sedang bersedih. Buatlah memori yang indah itu dengan sebanyak-banyaknya dan turut sertakan teman anda di dalamnya.</p> <p>18. Berikan atensi yang tinggi melebihi atensi dan perhatian teman kepada kita.</p> <p>19. Jangan sekali-sekali mencampuri urusan pribadinya apalagi urusan keluarganya bila tidak dimintai pendapat.</p> <p>20. Anda berhak dan harus menegur dengan ramah dan sopan bila seorang teman bertindak yang tidak baik. Bila tidak digubris sebaiknya meninggalkan dengan perlahan dengan tidak memutus pertemanan.</p> <p>21. Bila dalam kesulitan dan kesusahan kamu harus segera membantu tanpa diminta tanpa pamrih. Bila seorang teman menolak bantuan itu jangan terlalu memaksa.</p> <p>22. Bila sedang berkonfrontasi dan saling marah, sebaiknya besok harus segera minta maaf dan anggap persoalan telah selesai, Jangan didiamkan dan berlarut larut yang akan menimbulkan permusuhan jangka panjang.</p> <p>23, Jangan sekali-sekali memutuskan tali silaturahmi dengan teman. Bila sesuatu hal terjadi meski karena suatu permasalahan kamu harus menjauh dalam pertemanan tetapi tetaplah menyapa dan berkomunikasi ringan</p> <p>24. Jangan Seringkali berkata Bohong dan Tidak Benar.<br />Sekali berkata bohong, berikutnya akan lebih sering melakukannya. Bila hal itu dilakukan dalam pertemanan akan membuat seseorang semakin tidak dipercaya.</p> <p>25. Menghormati setiap pendapat yang diberikan teman. Bila berbeda pendapat tidak harus dengan keras kepala memaksakan pendapatnya kepada seorang teman dengan cara berdebat kusir.</p>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-35834673537726126772010-06-24T03:54:00.000-07:002010-06-24T03:56:13.761-07:00Masa Remaja Dulu dan Kini Beda<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1vD8z2w9uXNwodGJtQe8Pl2wp5PZ2G5KDevNXphQ-Tl3SGiUM9TLKali4l0tcUIYF9BG1foiiXt-zPeqKkryN6upTZQcHa33Vgfja6YG6ZIo-g0W6m9O5kttoRyFIcGaJ1Iz45EEVJxM/s1600/gaul.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 290px; height: 251px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1vD8z2w9uXNwodGJtQe8Pl2wp5PZ2G5KDevNXphQ-Tl3SGiUM9TLKali4l0tcUIYF9BG1foiiXt-zPeqKkryN6upTZQcHa33Vgfja6YG6ZIo-g0W6m9O5kttoRyFIcGaJ1Iz45EEVJxM/s320/gaul.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486292291952068338" border="0" /></a><br /><p>MASA remaja adalah masa transisi ketika anak akan menjadi dewasa. Masa itu juga dianggap masa yang paling indah. Mengapa indah? Karena pada masa itu biasanya anak mulai mengenal lebih dekat lawan jenisnya. Bisa jadi muncul cinta pertama. Deg-degan, berjuta rasa, bercampur aduk. Ingatan itu akan membekas hingga dewasa.</p> <p>MAUPUN agak norak tapi ada kelucuan di sana. Namun kadangkala masa remaja bisa Juga menjadi rawan. leni lama apabila remaja salah Jalan, baik dalam pergaulan atau cinta monyetnya.Psikolog masalah remaja Roslina Verauli mengatakan, masa remaja dulu dan sekarang sudah mengalami perubahan alias beda. Sehingga orangtua harus mau berubah untuk menyikapi perubahan itu. Jika gagal, akan ada gap yang besar antara orangtua dan anak, yang menyebabkan terhalangnya komunikasi dan kedekatan.</p> <p>Terlebih kondisi orangtua dulu dan sekarang Juga mengalami perubahan. Misalnya ayah dan Ibu yang kini bekerja hingga malam, yang seringkali pulang ke rumah dalam keadaan lelah.Untuk menyingkapl kondisi Itu, orangtua dituntut pintar, banyak menggali Informasi lewat lnternet, baca buku, untuk mengetahui perkembangan kini dunia anak-anak dan remaja.</p> <p>Perubahan cara berkomunikasi lewat teknologi Juga terus terjadi. Kini sedang booming adanya Jejaring pertemanan seperti Jacebook. twltter, dan lainnya. Sebelum era Jacebook, saat Internet mulai dikenal, masalah remaja adalah kegemaran membuka situs porno. Kini, selain masalah situs porno. Juga ditambah Jacebook (FB).Ada remaja yang menyingkapl FB dengan positif, ada Juga yang negatif. Misalnya ada remaja yang cuma memanfaatkan FB untuk memberikan komentar-komentar lucu, naksir teman di kelas, atau ingin lebih tahu mengenal orang yang ditaksir, dan sebagainya. Hanya sebatas itu.</p> <p>Sementara yang negatif adalah FB digunakan untuk menciptakan ketergantungan kepada orang yang dikenalnya di Jejaring itu. sehingga akhirnya mau melakukan apa pun karena rasaketergantungan itu. Misalnya kabur dari rumah atau berhubungan Intim dengan teman yang baru dikenalnya di FB."Biasanya remaja yang seperti Itu kesepian, tidak bergaul dengan teman sebaya. gagal menampilkan eksistensi, sehingga ketika ada teman di FB yang dianggap bisa digebet, menjadi ketergantungan dan mau saja diajak apa-apa." kata Vera saat menjadi pembicara dalam talkshow Saatnya para remaja menunjukkan eksistensi diri melalui fotografi, dari Cometto. belum lama ini.</p> <p>Konsep positif</p> <p>Orangtua memang tidak bisa melarang anak remajanya membangun pertemanan, termasuk menjalin kedekatan dengan lawan Jenis. Pasalnya, manfaat yang bisa diambil Juga banyak. Menjalin hubungan dengan lawan Jenis pada remaja dan dewasa Juga ada perbedaan.Pada remaja, hubungan Ini lebih untuk bersenang-senang [having Jun), dan biasa dilakukan berkelompok. Misalnya rekreasi, nonton bareng, makan bareng, melakukan hobi bersama, belajar bersama. Manfaat lain dari hubungan ini. remaja belajar mengembangkan rasa sosial, belajar mengenal Upe-Upc orang, etiket berhubungan dengan lawan Jenis, dan membangun kedekatan dengan seseorang, dengan saling percaya, berbagi, dan membuka diri.</p> <p>Pada anak yang punya konsep positif, dalam berhubungan dengan lawan Jenis (pacaran) tidak akan mau melakukan tindakan yang merugikan. Misalnya berhubungan badan, kabur dari rumah, serta tindakan negatif lainnya. Beda dengan remaja yang tidak punya konsep positif. Rasa ketergantungan terhadap pasangannya begitu kuat, sehingga mau melakukan hal apa pun. baik yang merugikan ataupun tidak.</p> Nah masalahnya, bagaimana mendidik anak supaya memiliki konsep positif? Tentunya dengan membangun potensi dan prestasi pada diri remaja tersebut Caranya dengan mengikuti kegiatan septrti ekskul. kursus/les yang bermanfaat, mengikuti ajang kompetisi, dan punya Jaringan pertemanan. Peran orangtua adalah memfasilitasi anak mengikuti kegiatan- kegiatan positif yang dilakukan remaja. Jangan hanya disuruh belajar di sekolah saja, walaupun belajar Juga penting.Sementara pada dewasa, hubungan pacaran lebih serius. Hubungan yang lebih intim secara emosional, eksklusif, dan sudah punya komitmen kuat.Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-36177657886330835372010-06-24T03:51:00.000-07:002010-06-24T03:53:55.114-07:00Pertemanan Remaja<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYcAgclOrlzFm7gbw59ngR3AjlteCIqnMYFpWzdeKNXtDfTPCjpSuFxOOYRjSFSFcHLUd9QqrKr3petc-rR3js_arwkH9FC7NX6uCW6G49ds7QsVbT5WTBxrgolFKTTkFgdcBVdiUD26o/s1600/remaja.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 290px; height: 305px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYcAgclOrlzFm7gbw59ngR3AjlteCIqnMYFpWzdeKNXtDfTPCjpSuFxOOYRjSFSFcHLUd9QqrKr3petc-rR3js_arwkH9FC7NX6uCW6G49ds7QsVbT5WTBxrgolFKTTkFgdcBVdiUD26o/s320/remaja.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486291683300766578" border="0" /></a><br /><table width="700" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td align="justify"><p>Suatu pertemanan atau persahabatan diisi dengan kedekatan, kehangatan, serta dukungan di kala kita sedang sedih, gagal, atau juga senang. Teman merupakan tempat kita membagi nilai-nilai hidup. Teman menjadi sangat penting bagi seorang remaja. Hal ini mungkin disebabkan karena anak muda lebih ingin menghabiskan waktunya jauh dari keluarga, dan pada usia ini kebutuhan lebih tinggi terhadap dukungan sosial.</p> <p>Masa remaja merupakan rentang waktu saat seseorang paling banyak mengalami pengalaman perubahan fisik dan emosional. Hal ini umumnya berdampak pada kebingungan dan ketidakyakinan, bahkan kerap membuat remaja merasa awkward atau canggung. Itulah sebabnya dukungan dan kehadiran teman menjadi vital dan krusial.</p> <p>Pertemanan bagi remaja putri dan putra umumnya memiliki beberapa perbedaan. Bagi remaja putri, teman adalah (sekumpulan) orang untuk berbagi rahasia, berdiskusi soal laki-laki, membahas pakaian dan tren, serta mengeluarkan keluh kesah dan kecemasan. Sedangkan bagi remaja putra, keberadaan teman yang utama adalah sebagai rekan atau companion, untuk bermain sepakbola, berbagi lelucon, berkumpul bersama, dan mendengarkan musik. </p> <p>Tingkat keintiman pertemanan pada remaja putra umumnya lebih kecil, lebih ke permukaan seperti sharing mengenai olahraga dan hobi. Salah satu akibatnya adalah apabila terdapat masalah dalam pertemanan, biasanya akan lebih berpengaruh pada para remaja putri. Remaja putri juga umumnya mengalami lebih banyak kecemburuan dan persaingan dengan teman-teman dekatnya, ketimbang remaja putra. </p> <p>Beberapa remaja juga terkadang mengalami kesulitan dalam berteman. Umumnya masalah bersumber dari sifat atau karakter anak, misalnya pada anak yang pemalu, pendiam atau memang penyendiri. Anda bisa membantunya dengan memasukkan ke klub hobi atau kursus tertentu, namun jangan pernah memaksanya untuk menjalin pertemanan dengan siapapun, semua harus berproses secara alami. </p> <p>Terkadang hal ini terkait dengan hobi anak yang kurang sosial atau tidak melibatkan orang lain, misalnya membaca, mendengarkan musik atau menulis puisi, yang semuanya dilakukan sendiri di kamar. Tidak perlu terlalu khawatir, sebab memang ada anak-anak tertentu yang lebih nyaman demikian. Yang penting, Anda selalu menunjukkan bahwa Anda sebagai orangtua pun akan senantiasa siap hadir sebagai teman baginya. </p> <p>Bagi para orangtua, pertemanan pada remaja bisa sangat mengkhawatirkan, karena lingkungan (pertemanan) seringkali membawa pengaruh yang buruk bagi anak. Wajar saja bila Anda takut remaja Anda akan mengalami berbagai masalah seperti pemakaian narkoba atau bahkan perilaku seks bebas. Akan tetapi Anda juga perlu mengingat bahwa kehadiran teman sangat penting bagi remaja, tanpanya akan sangat sulit bagi anak untuk belajar mengenai proses sosialisasi dan hubungan.</p> <p>Daripada Anda melarang anak berteman atau Anda memilihkan teman baginya, akan lebih bijak bila Anda membiarkan anak berteman secara alami, namun lengkapi juga dengan pengawasan dan perhatian yang cukup. Salah satu caranya tentu dengan mengenal teman-temannya, terutama yang paling dekat dan paling sering menghabiskan waktu dengan anak.</p> <p>Untuk mencapai hal ini, Anda perlu menciptakan kepercayaan dan rasa nyaman bagi remaja Anda dan teman-temannya terhadap Anda. Jika Anda selalu memasang muka kaku, tegang, apalagi galak, bisa dipastikan anak remaja Anda akan enggan untuk memperkenalkan teman-temannya pada Anda.</p> <p>Rasa nyaman dan keterbukaan juga hendaknya Anda tunjukkan pada suasana rumah. Dengan demikian, remaja Anda senang menghabiskan waktu bersama teman-temannya di rumah, dan tentunya hal ini bisa semakin mencegah hal-hal negatif. Yang lebih utama lagi, hubungan Anda dan anak remaja harus senantiasa dijaga kedekatannya. Keinginan remaja untuk menjauh dari keluarga bisa ditekan apabila dia merasakan kenyamanan dan dukungan sosial keluarganya. </p> <p>Berusahalah untuk menjadi teman atau partner bagi anak. Memang tidak mudah, apalagi hal ini cukup terkait dengan perbedaan usia, cara pandang dan cara pikir, pola hidup, kebiasaan, dan sebagainya. Namun sulit bukan berarti tidak mungkin. Dengan komunikasi yang hangat dan terbuka, orangtua bisa menjadi teman yang terpercaya bagi anak. </p></td></tr> <tr><td><br /></td></tr> <tr><td><br /></td></tr></tbody></table>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-12940080855881812242010-06-24T03:50:00.001-07:002010-06-24T03:50:58.126-07:00percintaan remaja<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-oEK8pgJMjWJjka8gi_OlA5uilgxKUCu6YovME6QQLBFxwLi_5Zoqk5GLrA6ODl3MjvsTt_gthMSkMfxfaxYlqwjPBdoMkomXxumw7Gsw9yeVdlibE8orxy3YE-bMW_ZdyTiciVMSJiU/s1600/myboyfriendistypeb400.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 220px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-oEK8pgJMjWJjka8gi_OlA5uilgxKUCu6YovME6QQLBFxwLi_5Zoqk5GLrA6ODl3MjvsTt_gthMSkMfxfaxYlqwjPBdoMkomXxumw7Gsw9yeVdlibE8orxy3YE-bMW_ZdyTiciVMSJiU/s320/myboyfriendistypeb400.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486290920402318722" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bukan sinetron saja.<span style=""> </span>Masalah percintaan kaum remaja memang tidak ada habis-habisnya dieksploitasi oleh para raksasa industri.<span style=""> </span>Valentine dijadikan ajang untuk menjual habis barang dagangan, dengan sasaran utamanya adalah kaum remaja.<span style=""> </span>Siapa korban terbanyak dari Britney Spears?<span style=""> </span>Tidak lain dan tidak bukan adalah kaum remaja.<span style=""> </span>Siapa yang merasakan dampak besar akibat merebaknya pornografi?<span style=""> </span>Ternyata kaum remaja juga.<span style=""> </span>Jadi dengan mudah kita dapat menyimpulkan bahwa menjadi remaja di jaman sekarang ini memang runyamnya minta ampun!</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Masalahnya (menurut saya) hanya satu : kaum remaja seringkali tidak punya pegangan.<span style=""> </span>Di satu sisi ia baru saja beranjak dari usia kanak-kanak, di mana pada masa-masa itu ia hanya menggunakan satu logika, yaitu meniru.<span style=""> </span>Di sisi lain, ia juga baru mulai menjajaki kehidupan orang dewasa yang penuh dengan pilihan dan terbukanya akses-akses yang sebelumnya tidak bisa dibuka.<span style=""> </span>Repotnya lagi, pada usia ini pulalah muncul keinginan untuk memberontak, baik pada orang tua, guru, atau tatanan nilai-nilai adat dan agama.<span style=""> </span>Kecuali aturan Allah SWT, segalanya memang boleh dikritisi.<span style=""> </span>Namun apakah semua harus dilawan?<span style=""> </span>Inilah salah satu godaan terbesar yang dialami oleh setiap manusia ketika menginjak masa usia remaja.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Akhirnya, alih-alih melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, kaum remaja justru seringkali mencederai kepentingannya sendiri.<span style=""> </span>Karena kesal pada orang tua yang selalu menyuruh belajar (misalnya dengan memberi target rangking, menyuruh anak belajar di bimbel plus belajar privat di rumah), maka ia ‘membalasnya’ di sekolah, misalnya dengan bolos, dan berbagai kenakalan lainnya.<span style=""> </span>Sebenarnya sedikit sekali remaja yang benar-benar nakal.<span style=""> </span>Sebagian besar hanya marah, dan kebingungan bagaimana harus menyalurkan amarahnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan prinsip ‘tampil beda’, akhirnya kaum remaja justru ‘tampil seragam’.<span style=""> </span>Waktu saya kelas 2-3 SMP dahulu, siswi sekolah sedang gandrung sepatu ‘<i style="">Doc Mart</i>’.<span style=""> </span>Sekarang, rata-rata kaus kakinya tinggi seperti pemain sepak bola, dan panjang baju seragamnya pas sampai di pinggang.<span style=""> </span>Dulu sekali, orang-orang beramai-ramai mengkeritingkan rambutnya.<span style=""> </span>Sekarang, yang ikal pun ingin rambut lurus.<span style=""> </span>Kalau dulu kekekaran tubuh dan ke-<i style="">macho</i>-an pribadi adalah kebanggaan para siswa, sekarang mereka malah tampil sekurus mungkin, dengan <st1:city st="on"><st1:place st="on">gaya</st1:place></st1:city> rambut yang aneh meniru-niru Good Charlotte dan band punk semacamnya.<span style=""> </span>Mereka memang mengaku ingin tampil beda, tapi di mata orang lain, mereka justru tak berkarakter sama sekali.<span style=""> </span>Inilah ‘sisa-sisa’ logika meniru yang masih mereka pakai dari masa kanak-kanak.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada usia ini pula manusia cenderung melakukan hal-hal yang akan disesalinya kemudian.<span style=""> </span>Masalahnya, mereka tidak melakukannya dengan niat yang tepat.<span style=""> </span>Berbuat salah itu biasa bagi siapa pun, namun ada kalanya seorang remaja melakukan sesuatu yang salah menurut akalnya, namun ia tidak memiliki kemampuan untuk menolaknya.<span style=""> </span>Kadang mereka melakukannya untuk mencari perhatian, kadang hanya demi pembalasan, meskipun nyaris selalu salah sasaran.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada prinsipnya kaum remaja seringkali merasa kesepian.<span style=""> </span>Mereka merasa orang tuanya tidak memahami keadaan dirinya (dan kalau mau jujur, orang tua memang seringkali lupa dengan kondisi jiwa kaum remaja), apalagi gurunya.<span style=""> </span>Maka mereka pun berpaling pada teman-teman sebayanya dan orang-orang yang mereka idolakan.<span style=""> </span>Jika teman-temannya merokok, maka mereka pun tergoda untuk merokok.<span style=""> </span>Jika artis <st1:place st="on">Hollywood</st1:place> pujaan hatinya menjunjung tinggi seks bebas, maka perzinaan pun tidak tabu lagi di matanya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Adalah sebuah ironi yang tak terperi ketika saya menyadari bahwa kaum remaja selalu ingin dimengerti, namun mereka sendiri seringkali tidak mengerti dirinya sendiri.<span style=""> </span>Mereka mencari-cari identitas dirinya ‘keluar’, padahal mereka seharusnya duduk dan mencarinya ‘di dalam’.<span style=""> </span>Mereka melihat-lihat identitas orang lain dan mencoba menerapkannya pada diri sendiri dengan logika <i style="">trial and error</i> yang sangat menyedihkan.<span style=""> </span>Padahal <i style="">sunnatullaah</i> berlaku sampai kapan pun : manusia tidak menghormati seorang <i style="">copycat</i> !<span style=""> </span>Anda bisa dengan mudah tampil keren, tapi terhormat itu urusan lain lagi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kembali pada masalah cinta, khususnya cinta remaja.<span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kaum remaja seringkali tidak menyadari keadaan dirinya sendiri yang masih sangat labil dan amat dipengaruhi oleh ego pribadi.<span style=""> </span>Kondisi yang demikian ini adalah kondisi yang paling tidak ideal untuk berkecimpung dalam masalah percintaan.<span style=""> </span>Itulah sebabnya, meskipun sinetron-sinetron menggambarkan sebaliknya, namun drama percintaan yang dialami oleh kaum remaja lebih sering kandas di tengah jalan daripada berlanjut menuju akhir yang baik.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jika bicara masalah cinta, yang seringkali muncul dalam perbincangan adalah ucapan-ucapan seperti :</p> <ul><li>“Kamu <i style="">kok nggak <b style="">ngertiin</b></i><b style=""> aku</b>...”</li><li>“<b style="">Aku ingin</b>...”</li><li>“....pasangan yang bisa <b style="">membahagiakan aku</b>.”</li></ul> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kata-kata yang saya tebalkan dapat dengan mudah menunjukkan adanya campur tangan ego dalam kadar yang cukup tinggi.<span style=""> </span>Sekali lagi, ini adalah racun dalam urusan cinta-cintaan.<span style=""> </span>Sayangnya, banyak yang tidak menyadari.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagi seorang Muslim, hidup bukan untuk diri sendiri.<span style=""> </span>Jangan bicara kasih sayang kalau masih memikirkan diri sendiri, dan jangan <i style="">ngomong</i> cinta kalau tidak mau mendahulukan pasangan.<span style=""> </span>Dengan demikian, kalau memang mau bicara cinta, maka seorang remaja harus rela terlebih dahulu untuk melepaskan logika kanak-kanaknya dan melangkah lebih jauh dengan logika orang dewasa.<span style=""> </span>Dan untuk menjadi dewasa, tentu saja, butuh waktu.</p>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-6967400307397150772010-06-24T03:42:00.000-07:002010-09-15T04:46:33.725-07:00dampak positiv dan negative internet<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2sjfIuyaMqIScdS-Bz8yZf5290wmINaKFEJbyJJ8vrsRc8UN5kS_rW6_lOH9Y7kndvX-pKJUsh4on3mAU5FXfWB6fTkkMxUlec8onGn2SJilIcapz1DzaAjf9_gu8JSTuZIZFDQu3lVc/s1600/music-and-gamers.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 320px; height: 222px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2sjfIuyaMqIScdS-Bz8yZf5290wmINaKFEJbyJJ8vrsRc8UN5kS_rW6_lOH9Y7kndvX-pKJUsh4on3mAU5FXfWB6fTkkMxUlec8onGn2SJilIcapz1DzaAjf9_gu8JSTuZIZFDQu3lVc/s320/music-and-gamers.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486289769852178674" border="0" /></a><br /><h6 class="uiStreamMessage" ft="{"type":"msg"}"> Dampak Positif dan Negatif Teknologi Informasi dan<br />Komunikasi Bagi Para Pelajar<br />Tahukah kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada perkembangan generasi anak bangsa.<br />Saat ini perangkat yang paling mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :<br /><br /> 1. Komputer<br />2. Handphone<br />3. MP4 player<br />4. Game Console<br />5. Media tontonan seperti Televisi dan Film<br /><br />Namun kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak.<br />Pengaruh buruk dari Games Komputer.<br /><br />Salah satu contoh pengaruh buruknya adalah dari kemungkinan anak, kemungkinan besar tanpa sepengetahuan orangtua, anak ‘mengkonsumsi’ games yang menonjolkan unsur-unsur seperti kekerasan dan agresivitas. Banyak pakar pendidikan mensinyalir bahwa games beraroma kekerasan dan agresi ini adalah pemicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri anak.<br />Pengaruh buruk lewat internet.<br /><br />Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet.<br />Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah berselancar di internet.<br />Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer.<br /><br />Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial.<br />Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer. Seharusnya, menurut Rizal, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur.<br />Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.<br />* Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain komputer.<br />* Selain itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam memberikan pengarahan terbaik agar siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke arah yang positif.<br />* Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih aktif dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Generasi Anak Bangsa.<br />Sadar atau tidak sadar Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membawa perubahan besar terhadap Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal kita yang bisa atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang positif atau negatif.<br />Komentar:-Mendorong munculnya kejahatan jenis baru,<br />-Mendorong terjadinya kekerasan dan kekejaman,<br />-Mempermudah masuknya nilai-nilai budaya asing yang negatif.<br /><br /><br /><br />Dampak Positif Teknologi Informasi<br /><br />Dampak positif pemanfaatan teknologi informasi lainnya misalkan di bidang jasa pelayanan kesehatan. Institusi kesehatan menggunakan teknologi informasi untuk memberikan pelayanan secara terpadu dari pendaftaran pasien sampai kepada system penagihan yang bisa dilihat melalui internet. Contoh lain adalah bermunculannya polling atau layanan masyarakat dalam bentuk SMS (Short Message Service), termasuk juga untuk sistem perbankan yang dikenal dengan M-Banking (Mobile Banking).<br />Banyak literatur yang mendefinisikan teknologi informasi. Secara simpel, teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berfungsi untuk menghasilkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan informasi tersebut dengan berbagai bentuk media dan format (image, suara, text, motion pictures, dsb). Dari pengalaman dan pengamatan, tahapan pemanfaatan teknologi informasi dimulai pada saat teknologi informasi dianggap sebagai media yang dapat menghemat biaya dibandingkan dengan metode konvensional, misalkan saja pemakaian mesin ketik, kertas, penghapus, tip-ex, proses editing, dsb yang cenderung tidak efisien. Sekarang dengan bantuan komputer kita bisa melihat hasil ketikan di layar monitor sebelum dicetak, sehingga mengirit biaya kertas (paperless). Selain itu kita juga dapat menghemat waktu dan tempat penyimpanan file.<br />Setelah dirasakan bahwa teknologi Informasi dapat menggantikan beberapa cara konvensional yang memberikan benefit, maka orang mulai melihat kelebihan lainnnya. Sebagai contoh sarana pengiriman surat diganti diganti dengan surat eletronik (e-mail), pencarian data melalui search engine, chatting, mendengarkan musik, dan sebagainya. Pada tahap ini orang sudah mulai menginvestasikan kepada perangkat komputer. Dari manfaat yang didapatkan, teknologi informasi mulai digunakan dan diterapkan untuk membantu operasional dalam proses bisnis. Misalnya perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan menyediakan informasi jasa dan produk yang ditawarkan tanpa dibatasi waktu dan ruang, misal pesan tiket dengan SMS, pengaduan ke Presiden dengan SMS, dsb.<br />Memang awalnya teknologi informasi dan komunikasi diciptakan untuk menunjang kegiatan bisnis. Pada perkembangannya, manusia secara pribadi ternyata juga dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi ini. Contohnya handphone, kalau dulu individu secara pribadi masih sulit untuk menggunakan handphone karena dulu piranti pendukungnya masih mahal, tetapi kini handphone sebagai salah satu produk teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi produk yang umum, yang tidak hanya digunakan untuk menunjang kegiatan bisnis pemiliknya, tetapi telah menjadi bagian dari gaya hidup (life-style). Bahkan saat ini anak SD pun telah membawa handphone, sehingga handphone bukan barang murah lagi. Mengutip salah satu slogan produsen handphone terkemuka, “connecting people“, ternyata benar adanya. Kian mudah saja berhubungan dengan orang lain.</h6>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-12672119703703192832010-06-24T03:33:00.000-07:002010-06-24T03:42:13.521-07:00Resolusi Parlemen Eropa Tentang Kenakalan Remaja, Peranan Perempuan, Keluarga dan Masyarakat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheyxMkkS2y28kqOzcOt1V4UtM19gV8C7EhFxBa4AgEbhBXY4OJjqVcpcJ5yQ8ursjYRgEUyy5kAo5ad4bcmD0QavmteI9u34i5BNCOtipGdmUBu5nNbnI8Dpa2-FrA5Eyal2rCyOr1xYE/s1600/gran_nazreen.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 320px; height: 299px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheyxMkkS2y28kqOzcOt1V4UtM19gV8C7EhFxBa4AgEbhBXY4OJjqVcpcJ5yQ8ursjYRgEUyy5kAo5ad4bcmD0QavmteI9u34i5BNCOtipGdmUBu5nNbnI8Dpa2-FrA5Eyal2rCyOr1xYE/s320/gran_nazreen.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486288653522855314" border="0" /></a><br /><p><strong>Resolusi Parlemen Eropa tentang kenakalan remaja, peranan perempuan, keluarga dan masyarakat</strong> (2007/2011 (INI))</p> <p>Parlemen Eropa,</p> <p>- Dengan memperhatikan Perserikatan Bangsa-Bangsa ‘Konvensi Hak Anak 20 November 1989 dan, khususnya, Pasal 37 dan 40 daripadanya,</p> <p>- Dengan memperhatikan Perserikatan Bangsa-Bangsa ‘Peraturan Standar Minimum untuk Administrasi Juvenile Justice atau’ Beijing ‘aturan’ 1985, diadopsi oleh Resolusi Majelis Umum 40/33 tanggal 29 November 1985,</p> <p>- Dengan memperhatikan Perserikatan Bangsa-Bangsa ‘Pedoman untuk Pencegahan Juvenile Kenakalan atau’ Riyadh Guidelines ‘1990, diadopsi oleh Resolusi Majelis Umum 45/112 14 Desember 1990,</p> <p><span id="more-628"></span></p> <p>- Dengan memperhatikan Perserikatan Bangsa-Bangsa ‘Aturan untuk Perlindungan Remaja Kehilangan Liberty mereka, yang diadopsi oleh Resolusi Majelis Umum 45/113 14 Desember 1990,</p> <p>- Dengan memperhatikan Dewan Eropa Konvensi Eropa pada Latihan Hak Anak 25 Januari 1996 dan, khususnya, Pasal 1 dan 3-9 daripadanya,</p> <p>- Dengan memperhatikan Dewan Komite Menteri Eropa ‘Rekomendasi untuk negara-negara anggota mengenai cara-cara baru dalam menghadapi kenakalan remaja dan remaja peran keadilan dari 24 September 2003 (1),</p> <p>- Dengan memperhatikan Dewan Komite Menteri Eropa ‘Rekomendasi reaksi sosial kenakalan remaja dari 17 September 1987 (2),</p> <p>- Dengan memperhatikan Dewan Komite Menteri Eropa ‘Rekomendasi reaksi sosial kenakalan remaja di kalangan keluarga migran 18 April 1988 (3),</p> <p>- Dengan memperhatikan Perjanjian Uni Eropa dan, khususnya, Pasal 6 dan ketentuan-ketentuan VI Judul polisi dan peradilan tentang kerjasama dalam masalah pidana,</p> <p>- Dengan memperhatikan Perjanjian Komisi Eropa dan, khususnya, Judul XI pada kebijakan sosial, pendidikan, pelatihan kejuruan dan pemuda dan, khususnya, Pasal 137 daripadanya,</p> <p>- Dengan memperhatikan Kerangka Program untuk Polisi dan Peradilan Pidana Kerjasama dalam Matters (Agis), yang berakhir pada 31 Desember 2006, dan Peraturan Dewan (EC) No 168/2007 dari 15 Februari 2007 mendirikan Uni Eropa Agency for Fundamental Rights ( 4),</p> <p>- Dengan memperhatikan ke posisi 30 November 2006 pada proposal untuk memberdayakan keputusan Dewan Uni Eropa Hak-hak Mendasar Badan untuk melanjutkan kegiatan di daerah yang dimaksud dalam Judul VI dari Perjanjian di Uni Eropa (5),</p> <p>- Dengan memperhatikan ke posisi 22 Mei 2007 di Common Dewan posisi di adopsi keputusan Parlemen Eropa dan Dewan menetapkan untuk periode 2007-2013 program khusus untuk mencegah dan memerangi kekerasan terhadap anak-anak, kaum muda dan perempuan dan untuk melindungi korban dan kelompok berisiko (Daphne III Program) sebagai bagian dari program umum ‘Fundamental Hak dan Keadilan’ (6),</p> <p>- Dengan memperhatikan komunikasi dari Komisi berjudul ‘Strategi Menuju Uni Eropa tentang Hak-hak Anak “(COM (2006) 0.367),</p> <p>- Dengan memperhatikan dengan resolusi 8 Juli 1992 di Eropa Piagam Hak-Hak Anak (7) dan, khususnya, paragraf 8,22 dan 8,23 daripadanya,</p> <p>- Dengan memperhatikan Keputusan Dewan 2001/427/JHA dari 28 Mei 2001 mendirikan jaringan pencegahan kejahatan Eropa (8),</p> <p>- Dengan memperhatikan pendapat Ekonomi Eropa dan Komite Sosial 15 Maret 2006 yang berjudul “The Prevention of Juvenile Kenakalan. Cara menghadapi kenakalan remaja dan peran remaja sistem peradilan di Uni Eropa ‘(9),</p> <p>- Dengan memperhatikan kesimpulan dari konferensi yang diadakan di Glasgow dari 5-7 September 2005 dengan perlindungan Kepresidenan di Inggris pada subjek ‘Young orang dan kejahatan: perspektif Eropa’,</p> <p>- Dengan memperhatikan laporan tahunan terbaru yang dikeluarkan oleh European Monitoring Centre for Drugs and Drug Addiction,</p> <p>- Dengan memperhatikan Peraturan 45 dari Aturan Prosedur,</p> <p>- Dengan memperhatikan laporan dari Komite Hak-Hak Perempuan dan Kesetaraan Gender (A6-0212/2007),</p> <p>A. sedangkan kenakalan remaja secara inheren lebih berbahaya daripada menyinggung perasaan orang dewasa karena akan mempengaruhi bagian yang sangat rentan dari populasi selama tahun-tahun formatif pengembangan pribadi, memperlihatkan remaja pada tahap yang sangat awal untuk risiko pengucilan sosial dan stigmatisasi,</p> <p>B. B sedangkan non-kehadiran di sekolah adalah salah satu faktor yang meningkatkan risiko kenakalan remaja,</p> <p>C. sedangkan nasional, Eropa dan studi internasional menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan kenakalan remaja selama dua dekade terakhir,</p> <p>D. sedangkan kenakalan remaja adalah menjadi urusan rekening peduli terhadap skala besar itu kini telah diasumsikan, karena fakta bahwa kenakalan dimulai pada usia yang lebih muda, jumlah pelanggaran yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur 13 tahun meningkat dan bahwa tindakan yang dilakukan oleh orang-orang muda menjadi semakin brutal,</p> <p>E. sedangkan metode saat merekam dan menyajikan data statistik mengenai kenakalan remaja tidak sesuai dengan aktual kebutuhan dan keadaan zaman sekarang, sehingga mendesak yang diperlukan untuk memperoleh statistik yang dapat diandalkan di tingkat nasional,</p> <p>F. sedangkan sulit untuk mengklasifikasikan secara tepat alasan yang menyinggung perasaan orang-orang muda, faktor yang menyebabkan antisosial dan akhirnya bentuk-bentuk perilaku kriminal yang berbeda dalam setiap kasus individual, karena mereka dikondisikan oleh pengalaman masing-masing anak atau remaja dan unsur-unsur memainkan peran yang paling sentral dalam perkembangan mereka: keluarga, sekolah, lingkaran teman dan umum keadaan ekonomi dan sosial,</p> <p>G. sedangkan faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap kenakalan remaja adalah kurangnya struktur, komunikasi dan model yang sesuai dalam keluarga, seringkali sebagai akibat dari ketidakhadiran orangtua, psikopatologis masalah yang berhubungan dengan fisik dan seksual oleh orang-orang dalam lingkungan keluarga, kegagalan sistem pendidikan untuk mewariskan nilai-nilai sosial, kemiskinan, pengangguran, pengucilan sosial dan rasisme; sedangkan faktor penting tambahan adalah kecenderungan kuat yang meniru orang-orang muda berkembang selama tahun-tahun pertumbuhan perkembangan pribadi mereka, gangguan kepribadian yang berkaitan dengan konsumsi alkohol dan obat-obatan dan penggambaran oleh media massa, situs-situs internet tertentu dan dengan permainan video model tak berakal, kekerasan yang berlebihan dan tidak beralasan,</p> <p>H. sedangkan perilaku menyimpang di kalangan orang-orang muda tidak sistematis berasal dari dalam keluarga,</p> <p>I. sedangkan peningkatan konsumsi ganja dan obat lain dan / atau alkohol oleh remaja mungkin akan berkorelasi dengan peningkatan kenakalan remaja,</p> <p>J. sedangkan migran dan khususnya remaja yang jauh lebih terpapar survei sosial, menciptakan kesan bahwa masalah kenakalan remaja terjadi terutama di antara para migran dan tidak seluruh masyarakat secara keseluruhan, kesan yang tidak hanya akurat tetapi juga berbahaya bagi masyarakat,</p> <p>K. sedangkan dua ‘modern’ bentuk-bentuk kenakalan remaja melibatkan pembentukan ‘geng-geng remaja’ dan meningkatnya kekerasan di sekolah, karena ini terutama tersebar luas di negara-negara anggota tertentu dan sangat sulit untuk menyelidiki dan menangani,</p> <p>L. sedangkan perkembangan semakin luas seperti kekerasan geng-geng remaja yang diselenggarakan telah mendorong negara-negara anggota tertentu untuk membuka perdebatan mengenai kebutuhan untuk merevisi hukum pidana yang berkaitan dengan remaja,</p> <p>M. sedangkan di negara-negara anggota tertentu yang lingkungan dan bahkan dari sekolah taman bermain itu sendiri (termasuk mereka yang berada di lingkungan kaya) telah menjadi daerah tanpa hukum (obat-berhadapan, kadang-kadang tindakan kekerasan yang melibatkan penggunaan pisau, pemerasan dengan berbagai sarana, pengembangan permainan berbahaya dan fenomena “bahagia menampar”, yang melibatkan posting di situs-situs foto-foto adegan-adegan kekerasan yang diambil dengan telepon selular),</p> <p>N. sedangkan tahun-tahun terakhir telah melihat revisi yang progresif hukum pidana nasional yang berkaitan dengan remaja dan revisi ini harus diarahkan untuk tindakan pencegahan, hukum dan tindakan-tindakan di luar hukum dan re-pendidikan dan langkah-langkah rehabilitasi, termasuk terapi di mana perlu; menekankan, bagaimanapun, bahwa sangat sering tidak layak untuk menerapkan langkah-langkah baru ini dalam praktek karena kurangnya cocok, fasilitas yang modern dan melatih personel spesialis, terbatasnya dana dan kadang-kadang kurangnya akan pada bagian dari mereka yang terlibat atau kesalahan yang melekat dalam sistem,</p> <p>O. sedangkan banjir gambar yang sangat adegan-adegan kekerasan dan pornografi, dilakukan di berbagai media, seperti permainan, televisi dan Internet, dan media eksploitatif penggambaran remaja korban dan pelaku di perbatasan pada banyak kasus pelanggaran hak-hak dasar anak-anak dan adalah instrumental dalam trivialising kekerasan,</p> <p>P. mencatat bahwa, menurut statistik yang diterbitkan di negara-negara anggota tertentu, antara 70% dan 80% dari anak-anak nakal yang dihukum ketika mereka melakukan pelanggaran pertama mereka tidak menyinggung ulang;</p> <p>T. dengan memperhatikan artikel dan penelitian yang diterbitkan di negara-negara anggota tertentu yang menunjukkan peningkatan jumlah tindak kekerasan yang dilakukan oleh remaja pada orangtua mereka dan negara yang tak berdaya di mana terakhir menemukan diri mereka sendiri,</p> <p>R. dengan memperhatikan fakta bahwa kadang-kadang jaringan kejahatan terorganisir mempekerjakan anak nakal untuk kegiatan mereka,</p> <p>S. sedangkan kelompok kerja khusus didirikan, dalam rangka Pencegahan Kejahatan Eropa Network didirikan pada tahun 2001, dalam rangka untuk memerangi kenakalan remaja dan yang telah mulai menyusun rinci studi perbandingan di 27 Anggota Serikat sebagai dasar untuk kebijakan Uni Eropa di masa depan perkembangan dalam bidang itu,</p> <p>1. Menekankan bahwa kenakalan remaja dapat diperangi secara efektif hanya dengan mengadopsi strategi yang terpadu di tingkat nasional dan tingkat Eropa yang akan mesh tiga prinsip-prinsip: pencegahan, langkah-langkah di luar hukum dan peradilan dan isu sosial dari semua kaum muda;</p> <p>Kebijakan di tingkat nasional</p> <p>2. Menekankan bahwa sangat penting bagi semua pemangku kepentingan dalam masyarakat untuk secara langsung terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi nasional yang terpadu yaitu Negara sebagai pusat administrasi, regional dan otoritas lokal, lembaga pendidikan, keluarga, LSM dan terutama pemuda LSM, masyarakat sipil dan setiap individu; berpendapat bahwa itu adalah penting untuk memiliki sumber daya keuangan yang memadai tersedia dalam rangka untuk melaksanakan langkah-langkah efektif untuk memerangi kenakalan remaja;</p> <p>3. Berpendapat bahwa, dalam rangka untuk secara efektif memerangi kenakalan remaja, terpadu dan sekolah yang efektif, sosial, keluarga dan kebijakan pendidikan harus dilaksanakan yang akan membantu untuk memastikan bahwa nilai-nilai sosial dan kemasyarakatan diwariskan dan bahwa orang-orang muda menyesuaikan diri dengan masyarakat di usia dini ; menganggap bahwa ada juga kebutuhan untuk kebijakan yang ditujukan untuk lebih besar dan kohesi sosial ekonomi dan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan penanggulangan pengucilan sosial dan kemiskinan, dengan referensi khusus untuk anak kemiskinan;</p> <p>4. Menganggap perlu agar keluarga, pendidik dan masyarakat harus menyampaikan kepada kaum muda nilai-nilai dari masa kanak-kanak;</p> <p>5. Menganggap bahwa mencegah kenakalan remaja juga memerlukan kebijakan negara di bidang lain, termasuk perumahan, pekerjaan, pelatihan kejuruan, waktu luang dan pertukaran pemuda;</p> <p>6. Ingat bahwa keluarga, sekolah dan masyarakat pada umumnya harus bekerja sama untuk memerangi fenomena tumbuh remaja kekerasan;</p> <p>7. Menekankan pada peran spesifik bahwa keluarga bermain di semua tahapan ini melawan kenakalan remaja dan meminta negara-negara anggota untuk mengembangkan dukungan yang memadai bagi orang tua; catatan, dalam kasus tertentu, kebutuhan bagi orangtua untuk terlibat ke tingkat yang lebih besar dan harus dibuat lebih sadar akan tanggung jawab mereka;</p> <p>8. Mendorong negara-negara anggota untuk memastikan bahwa kebijakan nasional mereka mencakup ketentuan untuk selama satu tahun cuti yang akan memungkinkan keluarga-keluarga yang sangat ingin mencurahkan perhatian khusus pada pendidikan awal anak mereka (yang begitu sangat penting bagi seorang anak perkembangan emosi);</p> <p>9. Panggilan pada Negara-negara Anggota untuk memberikan bantuan khusus bagi keluarga dengan keuangan dan masalah-masalah sosial; mengambil pandangan bahwa langkah-langkah untuk menutupi kebutuhan penting dalam perumahan, makanan, dijamin akses ke pendidikan dasar dan perawatan medis untuk semua anggota keluarga, khususnya anak-anak, bersama-sama dengan tindakan untuk menjamin akses pada istilah yang sama dengan pasar tenaga kerja dan sosial, ekonomi dan kegiatan politik untuk anggota keluarga akan memastikan yang sehat dan lingkungan keluarga yang adil bagi perkembangan anak dan langkah-langkah awal menuju integrasi sosial;</p> <p>10. Panggilan pada Negara-negara Anggota untuk menyediakan sumber daya untuk perluasan saran yang efisien layanan psikososial, termasuk titik kontak untuk keluarga yang menderita masalah kenakalan remaja;</p> <p>11. Khusus menekankan pentingnya sekolah-sekolah dan masyarakat sekolah dalam membentuk karakter anak-anak dan remaja; menekankan bahwa, jika sistem pendidikan gagal untuk menyediakan saluran yang cocok untuk intervensi, bantuan dan kontak dengan siswa, dua karakteristik yang mendasar saat ini sekolah-sekolah, multikulturalisme dibarengi dengan peningkatan perbedaan antara kelas-kelas sosial, dapat menimbulkan kekerasan dalam sekolah-sekolah;</p> <p>12. Panggilan pada Negara-negara Anggota dalam konteks ini untuk mengeluarkan otoritas pendidikan yang diperlukan pedoman tentang up-to-date pendekatan pengelolaan konflik di sekolah dengan cara konsiliasi prosedur yang melibatkan siswa, orang tua, guru dan pihak berwenang setempat;</p> <p>13. Menganggap hal itu penting untuk memberikan pelatihan khusus bagi guru dalam pengelolaan kelas heterogen, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan pendekatan pendidikan tidak didasarkan pada moralising tetapi pada pencegahan dan solidaritas, menghindari stigmatisasi dan marjinalisasi dari kedua remaja pelaku dan korban di antara murid-murid mereka;</p> <p>14. Panggilan pada Negara-negara Anggota selain untuk memasukkan dalam kebijakan pendidikan mereka khusus penyediaan konseling dan dukungan psikologis bagi anak-anak hadapi masalah integrasi sosial, ketersediaan perawatan medis di masing-masing sekolah dan penunjukan pekerja sosial, sosiolog / kriminolog, psikolog anak dan ahli dalam isu-isu yang berkaitan dengan kenakalan remaja, masing-masing melayani sejumlah kecil lembaga pendidikan, dekat pemeriksaan pada konsumsi alkohol dan obat-obatan di antara murid-murid, langkah-langkah untuk memerangi segala bentuk diskriminasi terhadap anggota komunitas sekolah, pengangkatan ombudsman masyarakat bertindak sebagai perantara antara sekolah dan masyarakat dan kerjasama antara berbagai komunitas sekolah dalam menyusun dan melaksanakan program-program untuk mencegah kekerasan;</p> <p>15. Panggilan pada Anggota Serikat dan nasional yang relevan dan daerah untuk melaksanakan secara tegas dan sepenuhnya Masyarakat dan legislasi nasional pada pemantauan siaran televisi dan konten lain yang sangat mungkin dari sifat kekerasan atau tidak cocok untuk remaja; panggilan di Negara Anggota berwenang untuk mencapai kesepakatan dengan media di ‘peta jalan’ menjunjung tinggi hak-hak anak dan khususnya orang-orang pelanggar hukum remaja, yang melibatkan larangan penyiaran gambar yang sangat keras pada waktu-waktu tertentu dalam sehari dan yang melarang pengungkapan identitas mereka yang terlibat dalam kenakalan remaja;</p> <p>16. Merekomendasikan bahwa negara-negara anggota meningkatkan kualitas pusat-pusat pemuda dan meningkatkan peran mereka sebagai tempat pertemuan bagi kaum muda dan mengamati bahwa pengakuan remaja pelaku pusat-pusat tersebut akan memfasilitasi reintegrasi sosial mereka dan mendorong perasaan menjadi anggota masyarakat;</p> <p>17. Menekankan bahwa media dapat memainkan peranan penting dalam mencegah kenakalan remaja dengan memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran publik serta melalui siaran berkualitas tinggi, dengan fokus pada kontribusi positif orang-orang muda itu membuat masyarakat sementara pada saat yang sama siaran pemantauan yang melibatkan kekerasan , pornografi atau obat-obatan di bawah ‘peta jalan’ perjanjian untuk melindungi hak-hak anak;</p> <p>18. Menekankan lebih lanjut (dalam kaitannya dengan perjuangan melawan kenakalan remaja) nilai memperkenalkan langkah-langkah di Negara-negara Anggota yang akan menyediakan bentuk-bentuk alternatif untuk hukuman kurungan, dan juga langkah-langkah pendidikan atas kebijaksanaan pengadilan nasional, seperti pelayanan masyarakat, perbaikan dan victimsand mediasi dengan pelatihan kejuruan, tergantung pada keseriusan pelanggaran dan tunggakan usia, kepribadian dan tingkat kematangan;</p> <p>19. Mendesak negara-negara anggota untuk mengadopsi langkah-langkah hukum pembaruan baru dalam menanggapi masalah, seperti keterlibatan langsung, dalam proses pidana, dari orang tua atau wali dari remaja dari penuntutan sampai dengan pelaksanaan kalimat, disertai dengan pendidikan dan dukungan psikologis intensif langkah-langkah , menempatkan remaja dengan keluarga angkat di mana dianggap perlu, bersama-sama dengan dukungan, dalam bentuk saran dan informasi, untuk orang tua, guru dan murid dalam kaitannya dengan perilaku kekerasan remaja di sekolah;</p> <p>20. Menunjukkan bahwa, dalam kasus kenakalan remaja, pelaksanaan dan lamanya proses peradilan, pilihan ukuran yang dapat diadopsi dan kemudian pelaksanaannya harus dipandu oleh kepentingan override anak dan pelaksanaan hukum acara masing-masing Negara Anggota; tekanan dalam hubungan ini yang harus diurutkan penjara hanya sebagai pilihan terakhir dan bahwa setiap hukuman penjara harus dilayani dalam fasilitas yang sesuai untuk anak-anak nakal;</p> <p>21. Panggilan pada Anggota Serikat, dalam rangka pendekatan terpadu kenakalan remaja, untuk memperuntukkan alokasi anggaran yang terpisah khusus untuk langkah-langkah untuk mencegah kenakalan remaja, meningkatkan pendanaan untuk integrasi sosial dan tempat kerja bagi kaum muda dan untuk perbaikan dan modernisasi dari pusat dan daerah fasilitas untuk remaja pelaku dan untuk penyediaan spesialis dan pelatihan yang berkelanjutan untuk semua individu yang terlibat dalam kapasitas profesional dan semua organisasi yang bersangkutan;</p> <p>Menuju strategi Eropa</p> <p>22. Merekomendasikan bahwa negara-negara anggota, bekerjasama dengan Komisi, menyusun dan segera mengadopsi sejumlah standar minimum dan prinsip umum untuk semua negara anggota dalam kaitannya dengan kenakalan remaja, dengan fokus pada tiga pilar dasar (pertama) pencegahan, (kedua ) peradilan dan langkah-langkah di luar hukum, dan (ketiga) rehabilitasi dan integrasi sosial atau reintegrasi, atas dasar prinsip-prinsip internasional Beijing yang didirikan berdasarkan peraturan dan pedoman Riyadh, Perserikatan Bangsa-Bangsa ‘Konvensi tentang Hak-hak Anak dan konvensi internasional lainnya dalam hal ini lapangan;</p> <p>23. Menyatakan bahwa tujuan dari pendekatan Eropa yang umum harus mendefinisikan model-model untuk intervensi dalam rangka menghadapi dan mengelola kenakalan remaja, sementara jalan untuk tindakan-tindakan dan hukuman kustodian harus merupakan jalan terakhir dan hanya dilaksanakan ketika dinilai benar-benar diperlukan;</p> <p>24. Mencatat bahwa penyertaan dan partisipasi kaum muda dalam semua masalah dan keputusan tentang mereka sangat penting jika solusi umum yang dapat ditemukan yang akan membuktikan berhasil; mempertimbangkan Karena itu, harus berhati-hati ketika pemuda menunjuk juri pengadilan untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya memiliki pengalaman dalam pendidikan kaum muda, tetapi juga bahwa mereka dilatih dalam masalah terkait dengan kekerasan dan kaum muda;</p> <p>25. Panggilan pada Komisi untuk menetapkan kriteria khusus bagi semua Negara Anggota untuk pengumpulan statistik nasional dalam rangka untuk memastikan bahwa mereka dapat dibandingkan dan karenanya bisa digunakan selama perencanaan berbagai tindakan di tingkat Eropa; panggilan di negara-negara anggota untuk mengambil aktif bagian dalam kerja Komisi dengan mengedarkan dan memberikan informasi dari semua yang berwenang nasional, regional dan pihak berwenang setempat dan dari asosiasi, LSM dan organisasi masyarakat sipil lainnya yang beroperasi di bidang ini;</p> <p>26. Panggilan atas Komisi dan Anggota Serikat “otoritas lokal dan nasional untuk belajar dari praktek terbaik dalam operasi dalam Negara-negara Anggota yang mengaktifkan seluruh masyarakat dan mencakup tindakan positif dan intervensi pada orang tua bagian dari ‘asosiasi dan LSM di sekolah-sekolah dan penduduk setempat , dan untuk menilai percobaan yang telah dilaksanakan di negara-negara anggota berkenaan perjanjian kerja sama antara polisi pemerintah, instansi pendidikan, pemerintah daerah, organisasi pemuda dan pelayanan sosial di tingkat lokal (dengan memperhatikan aturan bersama kerahasiaan), bersama dengan strategi nasional dan program-program pemuda nasional; panggilan kepada Negara-negara Anggota untuk belajar dari praktek terbaik saat ini beroperasi dalam Negara-negara dalam rangka memerangi mengkhawatirkan peningkatan konsumsi narkoba oleh remaja dan kenakalan terkait, dan dari solusi yang paling efektif untuk diterapkan di acara bermasalah konsumsi, khususnya berkaitan dengan kesehatan;</p> <p>27. Menyambut baik inisiatif nasional yang meliputi langkah-langkah integrasi yang positif seperti ‘out-of-sekolah skema pekerja muda’ sekarang yang diluncurkan di daerah-daerah seperti La Rioja;</p> <p>28. Panggilan pada Komisi dan Anggota Serikat sebagai langkah awal untuk mengembangkan sumber-sumber Eropa yang ada dan program-program yang meliputi langkah-langkah untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja dan memuaskan memfasilitasi reintegrasi sosial terhadap pelaku dan korban, sebagai contoh:<br />- 2007-2013 khusus program untuk ‘Mencegah dan Memerangi Kejahatan’, pada dasarnya berusaha untuk mencegah kejahatan dan melindungi korban,<br />- Spesifik ‘Criminal Justice’ program untuk 2007-2013, mempromosikan kerjasama di bidang peradilan pidana yang didasarkan pada pengakuan timbal balik dan kepercayaan dan meningkatkan kontak dan pertukaran informasi antara otoritas nasional yang relevan yang terlibat,<br />- The Daphne III program untuk memerangi kekerasan terhadap remaja dan anak-anak,<br />- The 2007-2013 ‘Youth in Action’ Program, salah satu prioritas utama yang adalah dukungan bagi kaum muda dengan lebih sedikit kesempatan atau dari latar belakang kurang beruntung,<br />- Dana Sosial Eropa dan Program Equal inisiatif untuk meningkatkan integrasi sosial dan memerangi diskriminasi dan memfasilitasi akses ke pasar tenaga kerja bagi mereka yang lebih sedikit kesempatan,<br />- Uni Eropa yang didanai program inisiatif Urbact mencari pertukaran praktek terbaik di antara kota-kota Eropa yang lebih berkelanjutan mengenai lingkungan hidup dan mencakup langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan bagi remaja perkotaan dan memfasilitasi integrasi sosial remaja dengan lebih sedikit kesempatan, dengan maksud untuk meningkatkan keterlibatan sosial dan partisipasi,<br />- Lintas batas inisiatif seperti ‘Biarkan mengikat bersih aman bagi anak-anak dan remaja beresiko’ proyek berfokus pada langkah-langkah untuk membantu anak-anak dan remaja yang beresiko atau terpinggirkan secara sosial, yang dapat memperoleh manfaat dari partisipasi karena banyak mitra dari Negara-negara Anggota mungkin,<br />- Helpline Eropa untuk anak-anak hilang, termasuk korban kenakalan remaja;</p> <p>29. Menekankan perlunya kerjasama yang erat dan jaringan antara semua pengadilan dan polisi berwenang di tingkat nasional dan tingkat Komunitas sebagai Sehubungan dengan penyelidikan dan penyelesaian kasus hilangnya anak-anak yang menjadi korban kenakalan remaja, menjadikannya sebagai dasar tujuan spesifik Strategi Uni Eropa Hak-Hak Anak sebagaimana disajikan dalam Komisi Komunikasi;</p> <p>30. Menekankan bahwa salah satu cara untuk mencegah dan menanggulangi kenakalan remaja adalah untuk mengembangkan kebijakan komunikasi yang akan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah-masalah, mengakhiri kekerasan di media massa dan media audiovisual yang mempromosikan penjadwalan tidak hanya terpusat pada program kekerasan; panggilan, dalam hubungan ini, untuk standar Eropa menempatkan hambatan pada promosi kekerasan di kedua penyiaran dan media cetak yang akan ditetapkan;</p> <p>31. Mencatat bahwa Frontiers Tanpa Televisi Directive (Directive 89/552/EEC (10)) menetapkan batas ketat mengenai kekerasan penyiaran gambar atau, lebih umum, gambar tidak cocok untuk pendidikan anak-anak, sebuah ukuran yang dirancang untuk mencegah kekerasan oleh dan terhadap remaja ; berseru kepada Komisi untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam arah ini, memperluas kewajiban yang ada untuk menutup telepon selular dan internet, sesuatu yang seharusnya menjadi salah satu prioritas politik yang mendasar dalam hubungannya dengan komunikasi Komisi tersebut di atas pada hak-hak anak;</p> <p>32. Menyambut berlakunya diri kerangka peraturan untuk perusahaan-perusahaan Eropa lebih aman mengenai penggunaan telepon genggam oleh remaja dan anak-anak dan sesuai dengan menekankan perlunya Komisi untuk membuat usulan-usulan spesifik yang mengikat di tingkat Eropa untuk memastikan keselamatan kesadaran dan kewaspadaan yang berkaitan dengan internet navigasi dan penggunaan telepon selular;</p> <p>33. Panggilan pada Komisi untuk melanjutkan pekerjaan mendirikan seluruh Eropa bebas telepon hotline untuk anak-anak dan kaum muda dengan masalah, karena hotline tersebut dapat membuat kontribusi yang signifikan untuk mencegah kenakalan remaja;</p> <p>34. Panggilan pada Komisi untuk mengusulkan, setelah penelitian yang diperlukan telah diselesaikan di tingkat Eropa, yang terintegrasi dengan program kerangka Community Komunitas tindakan pencegahan, dukungan untuk inisiatif-inisiatif LSM dan kerjasama internasional dan dana dari program percontohan di tingkat regional dan lokal, yang akan didasarkan pada praktek nasional terbaik, akan berusaha untuk mempromosikan praktek-praktek ini di seluruh Eropa dan juga akan mencakup sosial dan infrastruktur pendidikan persyaratan;</p> <p>35. Menekankan bahwa ada dua garis dasar Masyarakat tindakan yang harus dipertimbangkan segera:<br />- Pendanaan untuk tindakan pencegahan di bawah program Masyarakat yang ada dan penciptaan anggaran baru menuju tindakan dan jaringan terpadu untuk memerangi kenakalan remaja,<br />- Penerbitan studi dan, kemudian, sebuah komunikasi Komisi pada luasnya masalah di Eropa dan cocok persiapan yang harus dilakukan, melalui jaringan ahli nasional, untuk penyusunan kerangka program terpadu untuk memerangi kenakalan remaja;</p> <p>36. Panggilan pada Komisi dalam konteks ini untuk menyusun suatu program didanai langkah-langkah, untuk menyertakan:<br />- Pertimbangan dari praktek-praktek pencegahan terbaik dan efektif, solusi inovatif berdasarkan pendekatan multi-sektoral,<br />- Mengukur dan menganalisis kemungkinan jangka panjang efektivitas sistem baru-baru ini dilaksanakan untuk pengobatan remaja pelanggar, seperti keadilan restoratif,<br />- Bertukar praktek terbaik di tingkat internasional, nasional dan tingkat lokal, dengan mempertimbangkan pengalaman yang sangat positif telah dengan European program anti-kekerasan Daphne, yang banyak proyek-proyek yang efisien terhadap kekerasan dapat dikutip sebagai contoh-contoh praktek terbaik,<br />- Memastikan bahwa layanan ini dan praktik-praktik utama yang berfokus pada kepentingan anak-anak dan remaja, tentang perlindungan hak-hak mereka dan mengajarkan mereka untuk melakukan tugas mereka dan untuk mematuhi hukum;<br />- Mengembangkan model Eropa untuk perlindungan anak-anak muda, dengan fokus pada tiga pilar dasar pencegahan, hukum dan tindakan-tindakan di luar hukum dan reintegrasi sosial, dan juga pada promosi nilai-nilai penghormatan dan kesetaraan dan hak-hak dan kewajiban dari semua orang,<br />- Penyusunan pendidikan dan pelatihan kejuruan program untuk remaja dalam rangka untuk memfasilitasi integrasi sosial mereka dan meraih kesempatan yang sama sejati melalui pembelajaran seumur hidup bagi setiap orang; efisien pendidikan untuk semua orang dari awal dan pelaksanaan tujuan Barcelona, yang merupakan prasyarat bagi efektif pencegahan kekerasan; dukungan untuk inisiatif yang sudah ada yang dilakukan oleh organisasi pemuda dalam hal itu,<br />- Menyelenggarakan program yang terkoordinasi pelatihan yang berkesinambungan ombudsman nasional, aparat kepolisian dan anggota peradilan, badan-badan nasional yang kompeten dan otoritas pengawas,<br />- Jaringan pelayanan yang bertanggung jawab dari pihak berwenang lokal dan regional, organisasi pemuda dan masyarakat pendidikan;</p> <p>37. Komisi merekomendasikan bahwa, dalam mempersiapkan jalan bagi Kenakalan Remaja Eropa Observatory dan kerangka program yang terkait, segera mengusulkan langkah-langkah berikut untuk promosi dan penyebarluasan pengalaman dan pengetahuan:<br />- Survei bersama dan diseminasi hasil-hasil kebijakan nasional,<br />- Organisasi konferensi dan platform (forum) dengan partisipasi para ahli nasional,<br />- Promosi komunikasi dan informasi antara otoritas yang kompeten dan badan-badan Masyarakat melalui internet dan penciptaan halaman web yang mengkhususkan diri pada masalah-masalah ini,<br />- Pembentukan sebuah pusat keunggulan internasional;</p>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-39195359763348953472010-06-23T06:37:00.000-07:002010-06-23T06:42:41.957-07:00Solusi Problem Remaja<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDgwZAYUXOiuFnW_TWMzMG0Wi65ChjzZ7grv1G1a3ENESlq1RdoA_xvzisklvz48jy-UqLADd2S0fjKnMlzgtyGE88LEUEiye4d4AsmyEPfukxz2p2Sj8hDDKMxb4yrTj-JdHs8jKJtqo/s1600/25555.jpeg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 192px; height: 192px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDgwZAYUXOiuFnW_TWMzMG0Wi65ChjzZ7grv1G1a3ENESlq1RdoA_xvzisklvz48jy-UqLADd2S0fjKnMlzgtyGE88LEUEiye4d4AsmyEPfukxz2p2Sj8hDDKMxb4yrTj-JdHs8jKJtqo/s320/25555.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485964056093593794" border="0" /></a><br /><div class="content"> <p>Bagi seorang remaja, sekolah adalah dunia yang<br />penuh kesempatan penuh makna pembelajaran untuk bekal hidup.sekolah<br />adalah kebutuhan yang sifatnya formal dan menjadi tuntutan usia<br />perkembangan remaja. Dapat menikmati suka duka bersekolah dan<br />memperoleh ilmu dalam prosesnya bagi remaja adalah sebuah<br />keberuntungan. Hal ini disebabkan tidak semua remaja berkesempatan<br />bersekolah baik karena tidak mampu secara ekonomi ataupun tidak mampu<br />karena sebab lain.</p> <p>Sekolah memberikan<br />keharusan bagi siswa untuk mencapai suatu standar kemampuan yang<br />bersifat akademis dan non akademis. Uuntuk mencapainya seorang sisiwa<br />remaja harus mengikuti proses pembelajaran secara disiplin dan penuh<br />perhatian dalam arti melibatkan diri secara fisik dan psikis dalam<br />proses pembelajaran.</p> <p><br />Keterlibatan<br />secara fisik dan psikis bagi seorang remaja pelajar dalam pembelajaran<br />seringkali adalah hal yang sulit terwujud karena siswa tersebut<br />mengalami beberapa masalah yang menghambat proses belajar. Tak heran<br />kalau banyak siswa yang nilai akademisnya kurang baik, nilai non<br />akademisnya dibawah standar, karena ada penghambat proses keberhasilan<br />belajar yang mengungkung pribadi remaja tersebuit. Agar remaja pelajar<br />dapat membebaskan diri dari lingkungan masalah penghambat proses<br />belajar, maka perlu terlebih dahulu mengenai jenis persoalan yang<br />banyak dialami oleh remaja sebelum mengupayakan strategi pemecahannya.</p> <p><br />Berdasar<br />dari curah pendapat lewat seorang murid, diperoleh sebuah pengakuan tentang ragam masalah yang<br />menjadi pengganggu belajar mereka. Secara umum masalah tersebut terdiri<br />dari :</p> <p>1. Cinta<br />Remaja dan cinta<br />adalah dua hal yang tak terpisahkan. Diawali dari masa puber yang<br />ditandai dengan perubahan fisik seorang remaja belajar untuk mengenal<br />dan berelasi dengan lawan jenis dalam konteks hubungan yang melebihi<br />pertemanan.perilaku yang muncul sebagai ekspresi dari cinta ini dapat<br />kita lihat sebagai bentuk emosi – emosi yang sangant intens atau kuat.<br />Perasaan yang tenang mendadak menjadi gelisah, sangat riang, murung,<br />cemburu, sedih, bersemangat, marah dan berbagai emosi yang muncul<br />akibat perasaan cinta.aktifitas emosional yang<br />merupakan bagian dari otak kanan ini mendominasi aktifitas perilaku dan<br />membuyarkan keaktifan otak kognitif pada belahan otak kiri.<br />Mungkin<br />kita menjadi mafhum ketika kita melihat remaja yang jatuh cinta itu<br />kemudian menjadi uring – uringan, kurang konsentrasi belajar, mogok<br />sekolah, melamun, atau cuek dengan pelajaran dan mengikuti hanya<br />sekedar untuk menggugurkan kewajiban siswa atau sekedar mengisi absent<br />kehadiran karena otak limbic/emosi sedang mendominasi otak nalar atau<br />rasional..<br />Meski demikian, cinta adalah hal<br />yang normal muncul sebagai tanda kedewasaan.Untuk itu sebagai langkah<br />yang bijaksana adalah perlu mengarahkan siswa untuk memiliki sikap yang<br />tepat dalam menghadapi sindroma cinta. Siswa perlu diarahkan untuk<br />menerima cinta dengan penuh kesadaran bahwa untuk menjalani kehidupan<br />berpasangan dalam cinta harus mengikuti koridor aturan agama bukan<br />budaya. Sebab ketika mengikuti arus budaya maka cinta remaja seolah<br />adalah gaya hidup yang asyik, wajar bahkan dianjurkan. Akan tetapi<br />agama Islam membimbing remaja untuk menghargai cinta dan memperoleh<br />cinta dengan jalan mulia. Adapun cinta remaja adalah fitrah yang<br />membutuhkan pengendalian diri atau nafsu sampai pada bata ketika remaja<br />benar – benar telah dewasa dan siap membangun cinta yang bernuansa<br />ibadah karena Allah SWT yaitu pernikahan.</p> <p>2. Kasih sayang orang tua dan keluarga </p> <p>Hidup<br />tanpa kasih sayang tentu rasanya sengsara dan sedih. Orang yang sedih<br />sangat mungkin kehilangan gairah atau motivasi untuk belajar, meski<br />pada beberapa orang mencoba melupakan kesedihan dengan menyibukan diri<br />dengan bekerja atau mengejar prestasi sebagai pengalihan rasa sedih.<br />Bila<br />seorang siswa remaja meiliki masalah dengan kasih saying keluarga kita<br />dapat mengenali dari sikapnya yang kurang bersahabat, cenderung kasar,<br />nakal, atau justru terlihat minder dan kuper, toubel maker, egois, cari<br />perhatian, melanggar aturan dan sebagainya. Semua itu merupakan<br />ungkapan ketidak bahagiaannya atas kurang terpenuhinya kebutuhan siswa<br />tersebut dari kasih sayang terutama orang tua. Hal itu terjadi bisa<br />jadi karena orang tua sangat sibuk bekerja, kurang paham dalam tanggung<br />jawab, pola asuh, atau perpecahan keluarga.<br />Apa<br />yang dialami siswa dirumah kemudian terbawa kesekolah dalam wujud<br />perilaku yang kurang punya motivasi belajar, atau muncul dalam bentuk<br />seperti tersebut diatas.<br /> Bagi siswa<br />remaja dengan masalah seperti itu, tentu butuh bantuan agar dia bisa<br />terhindar dari bertingkah laku yang merugikan dan tahu bagimana harus<br />bersikap dengan cara memberinya bimbingan dan pendekatan penuh kasih<br />saying agar siswa belajar mengenal tentang sikap kasih saying sekaligus<br />mtebuka pikirannya untuk melakukan pengendalian perilaku agar menjadi<br />siswa dan pribadi yang berhasil dalam kehidupan. Lebih utama lagi<br />ketika situasi keluarga dapat teratasi dan mengalami perbaikan baik<br />sebagai kerjasama sekolah dengan keluarga siswa ataupun proaktif siswa<br />secara pribadi dalam mengatasi masalahnya.<br />3. Guru<br />Guru<br />tidak selamanya menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan, disebabkan<br />guru adalah pribadi yang unik sebagaimana siswa, maka pendekatan dan<br />sikap guru sangat mungkin suatu saat menimbulkan pertentangan atau<br />hambatan dalam proses belajar. Contoh siswa yang merasa bosan dan<br />kurang diperhatikan karena tidak cantik atau tampan, siswa remaja yang<br />bermasalah namun diabaikan saja, siswa yang kurang bisa memahami<br />pelajaran akibat cara penyampaian guru, ketersinggungan siswa pada<br />guru, ketidak simpatikan guru dan lain – lain.<br />Hal<br />seperti itu, dapat diantisipasi dengan cara guru sering mengupayakan<br />umpan balik siswa dan mengevaluasi performancenya dari berbagai sumber<br />agar dapat melakukan perbaikan diri dan dapat menjadi pendidik yang<br />sukses.</p> <p>4. Teman</p> <p>Bagi remaja<br />teman adalah sangat penting dalam menemukan kepercayaan diri dan<br />penghargaan diri. Sikap teman dan pandangan teman adalah referensi<br />remaja dalam memahami dirinya, seringkali antar siswa remaja<br />memunculkan geng agar dirnya nampak kuat dan diakui lingkungan yang<br />dibangun berdasar kesamaan sifat atau ciri. Dalam hal kreatifitas dan<br />pergaulan hal ini seringkali memunculkan masalaha baru yaitu perilaku<br />pengucilan pada remaja yang berbeda atau lain geng.pada beberapa<br />kejadian sering kemudian terjadi pertikaian antar geng, ejek – mengejek<br />dengan teman diluar geng yang dapat memunculkan remaja tertentu<br />sebagai korban. Akibat yang muncul ialah hilangnya kepercayaan diri<br />korban dan rasa sakit hati yang sangat mengganggu pada konsentrasi<br />belajar, semangat sekolah , dan prestasi. Lebih dari itu sikorban<br />mungkin kemudian menjadi dendam dan melakukan tindakan yang dapat<br />merugikan dirinya seperti mabuk, drugs, mogok sekolah ,depresi, bunuh<br />diri, atau justru merugikan orang lain seperti melukai , mencuri,<br />membunuh dan sebaginya.<br />Hal ini terlihat<br />sederhana namun bisa menjadi rumit ketika perilaku yang menjadi akibat<br />sifatnya ekstrim dan berbau kriminal, maka, sekolah dapat<br />mengantisipasinya dengan cara membiasakan sikap menghargai teman,<br />menjaga ucapan kepercayaan diri, membiasakan kebersamaan dan kepedulian<br />pada teman dengan melakukan bimbingan sikap secara umum dan personal<br />pada seluruh siswa melalui program bimbingan dan konseling sekolah.</p> <p>5. Pencarian jati diri</p> <p>Masa<br />remaja diawali dari masa pubertas/baligh berkisar antara usia 9 tahun<br />ke atas. Pada masa tersebut seorang remaja biasanya sedang bingung<br />memandang dirinya, belum tahu harus seperti dan menjadi apa. Oleh sebab<br />itulah mereka mencari – carai figure yang mereka minati dan orang –<br />orang kagumi dengan mencari idola.selain memiliki idola merekapun belum<br />cukup mengerti tentang potensi diri dan bagaimana merancang kesuksesan<br />dengan modal tersebut. Untuk itulah seorang guru disekolah sangat<br />penting memberi bantuan arahan pengenalan dan pengembangan diri remaja.</p> <p>6. Harapan</p> <p>Setiap<br />remaja memiliki harapan seperti normalnya manusia.harapan yang<br />berkembang secara sehat adalah harapan yang sesuai dengan keadaan dan<br />kemampuan. Kadangkala remaja memiliki harapan yang berelebihan<br />sehingga ketika menghadapi kegagalan mengalami frustasi.bagi sebagian<br />remaja yang yang terbiasa dengan frustasi akan cenderung menyikapi<br />dengan ketegaran atau sabar tetapi bagi remaja yang selalu dimanja kan<br />merasa frustasi sebagai hal yang luar biasa sulit dan<br />menyiksa.sehingga konsentrasi belajar semakin menurun, motivasi<br />berkurang dan pikiran tersita pada frustasi – frustasi yang dialami .<br />Sebagai<br />remaja, adalah wajar apabila belum memiliki kemampuan untuk selalu bisa<br />memecahkan persoalan. Maka, sekolah dapat memberikan pengetahuan<br />berkehidupan dan cara- cara mengatasi persoalan agar bisa meraih<br />harapan, selain itu perlu pula bimbingan untuk menerima kenyataan<br />sebagai suatu pengalaman yang berharga dan sarana memperbaiki diri<br />berdasar introspeksi. </p> <p>7. Uang</p> <p>Sebagai<br />remaja, sebagian masih bergantung pada orang tua dalam hal keuangan.<br />Pola asuh orang tua dalam pengelolaan keuangan anak dapat menjadikan<br />anak bermasalah.orang tua yang terlalu longgar dalam memberi uang<br />meyebabkan anak boros, sombong dan cenderung bersikap semaunya. Adapun<br />yang terlalu ditekan dalam pemenuhan kebutuhan keuangan dapat<br />menyebabkan remaja menjadi frustasi, tertekan, psikosomatis, kurang<br />semangat belajar dan masalah perilaku atau kepribadian apabila<br />siremaja tidak dapat menerima kenyataan atau pola tersebut. <br />Mengatasi<br />keadaan tersebut, sekolah dapat membantu siswa untuk dapat menyikapi<br />pola asuh orang tua dalam hal keuangan secara tepat.aturan pembatasan<br />uang saku cukup dapat mebuat siswa terkondisi bersikap sederhana lebih<br />optimal lagi diiringi kesadaran orang tua untuk menumbunhkan sikap<br />hemat dan sederhana. Namun, bagi remaja yang memiliki kekurangan uang<br />harus banyak dibimbing untuk menerapkan sikap syukur dalam menerima<br />keadaan. Bagi remaja yang berpotensi dapat diarahkan untuk gemar<br />mengikuti kompetisi agar dia belajar mandiri dengan memanfaatkan<br />bakatnya .hal ini akan dirasakan siswa saat memperoleh bea siswa , uang<br />pembinaan sebagai penghargaan dan sebagainya.<br />Siswa<br />tidak hanya diajari bagaimana meminta uang namun mengelola dan juga<br />mengupayakannya. Melatih ketrampilan tangan atau boga dapat dijadikan<br />bekal untuk kelak remaja menekuni usaha produksi tertentu dalam rangka<br />belajar mandiri.</p> <p>8. Egois</p> <p>Egois<br />merupakan sifat yang khas pada remaja. Perilaku yang muncul bisanya<br />adalah perilaku ingin menang sendiri, kurang peka pada orang lain, dan<br />tidak peduli dengan keadaan sekitar. Sifat ini merupakan warisan bentuk<br />kekanak-kanakan yang dapat berubah setelah si remaja belajar untuk<br />bersikap lebih dewasa yaitu bertanggung jawab .<br />Sikap<br />egois ini dapat memunculkan masalah dalam pergaulan antar<br />remaja.biasanya ada remaja yang jadi korban.bagi sipelaku keegoisan ini<br />membuatnya dibenci dan dijauhi teman namun bisa jadi sipelaku tidak<br />cukup sadar kalau ia memiliki sifat egois atau ada juga yang merasa<br />bangga memiliki sifat egois. Namun siremaja akan terpukul dan merasa<br />bersedih hati serta kurang motivasi belajar saat dia mendapat masalah<br />dipergaulan. Untuk itu remaja dengan masalah sifat egois ini dapat<br />dibimbing oleh sekolah dan juga orang tua untuk berlatih membangun<br />sikap tanggung jawab, empati dan kepedulian sosial.</p> <p>9. Aturan</p> <p>Bagi<br />remaja hidup dalam aturan dapat dirasakan seperti penjara dan bukti<br />ketidak percayaan bahwa siremaja ini masih dianggap anak- anak. Maka<br />untuk membuktikan kemandiriannnya biasanya mereka suka memberontak dan<br />bergaya hidup semaunya. Namun hal ini akan dapat diatasi dengan<br />menumbuhkan kesadaran tentang konsekwensi dari ketidak teraturan dalam<br />kehidupan sehari – hari dan nyata sehingga siswa akan cenderung<br />menentukan sikap sendiri untuk dapat mentaati peraturan. Meski demikian<br />pada beberapa remaja yang sangat menonjol pembangkangannnya terhadap<br />aturan dapat dikenai sanksi mendidik yang disepakati sebagai tata<br />tertib sebagai bingkai pengkondisian perilaku, semata – mata untuk<br />kebaikan remaja tersebut bukan untuk menunjukkan otoritas.</p> <p>10. pengendalian diri dan emosi</p> <p>Remaja<br />memiliki ciri khas perkembangan yaitu emosional.hal ini dapat kita<br />lihat melalui ekspresi – ekspresi remaja yang cenderung sangat<br />menyolok.contoh saat mereka riang, murung, histeris dan sebagainya.pada<br />orang yang matang cenderung menyesuaikan diri dengan tuntutan situasi<br />dan terbingkai dengan nilai kesantunan. Namun remaja justru membiarkan<br />emosi dilepaskan secara bebas.akibat dari pengungkapan emosi yang<br />cenderung tanpa kendali ini sering menimbulkan masalah dalam pergaulan<br />disekolah.<br />Emosionalitas remaja ini dapat<br />diredam dengan tata tertib sekolah atau kelas namun lebih mendasar lagi<br />dengan penanaman sikap kesantunan pada pikiran dan pembentukan sikap<br />agar pengendalian diri dan emosi ini muncul lebih sebagai pilihan yang<br />sadar bukan paksaan.</p> <p>11. Kesehatan</p> <p> Tidak<br />jarang remaja memiliki kebiasaan kurang sehat seperti begadang, main<br />play stasion overtime, diet agar langsing tanpa pertimbangan dokter dan<br />semacamnya.hal seperti ini dapat menurunkan kesehatan fisik dan juga<br />mental remaja, untuk itu perlu ketegasan orang tua dalam kebiasaan<br />dirumah serta bimbingan sekolah agar remaja mengetahui pola hidup sehat<br />yang akan mendukung belajarnya</p> <p>12. Trend</p> <p> Remaja<br />mengejar pengakuan dari orang – orang sekirtar dengan cara mengikuti<br />harapan kelompok, dengan mengikuti standar yaitu trend dan cenderung<br />menyamakan diri agar tidak dikucilkan.beberapa trend yang berkembang<br />dapat menjerumuskan remaja dalam penyimpangan moral seprti gaul bebas,<br />gangguan kesehatan seperti merokok dan narkoba , gaya hidup boros<br />seperti model HP terkini sebagai syarat gaul dan sebagainya.dalam hal<br />ini orang tua perlu memberi ketegasan dalam toleransi pemberian<br />fasilitas, sedangkan sekolah dapat memagari dengan tata tertib serta<br />penanaman sikap bahwa menjadi korban trend dapat menjerumuskan pribadi<br />remaja.</p> <p>13. Teknologi</p> <p> Bagi<br />remaja menguasai teknologi terkini adalah tantangan apalagi ketika itu<br />menawarkan keasyikan seperti chatting, surfing, download nett atau HP,<br />dan sebagainya.namun agar remaja tidak terjerumus dalam problem akses<br />situs porno, konsumen gambar porno HP, kecanduan Blue film, kecanduan<br />onani maka orang tua perlu secara tegas membatasi dan mengawasi serta<br />berkomunikasi dengan remaja tentang penggunaan alat teknologi tersebut.<br />Sekolah dapat memberi bimbingan yang mengarahkan kepada wawasan dan<br />filter remaja dalam menggunakan teknologi tersebut.</p> <p>14. Stress</p> <p> Remaja<br />selama bersekolah dapat mengalami stress akibat kecemasan terhadap<br />ujian, tugas – tugas yang tidak mampu dikerjakan, peraturan yang ketat<br />dan lain sebagainya. Stress dapat muncul dalam gejala yang beragam<br />dimulai dari kehilangan konsentrasi, gagap, pusing, berkeringat dingin,<br />gelisah, mimpi buruk, pingsan dan sebagainya sebagaimana DR.Dadang<br />hawari menjadikan empat kelas gejala stress dalam bukunya yang berjudul<br />al qur’an dan ilmu kesehatan jiwa.<br /> Stress<br />tersebut, dapat menggangu proses keberhasilan belajar siswa yang masih<br />remaja.untu mengatasinya maka orang tua dan guru dapat mengajarkan cara<br />mengurangi stress yaitu dengan didasarkan pada penyebab munculnya<br />stress.apabila stress tersebut disebabkan sikap yang belum menerima<br />/rela maka perlu mengubah sikap. Apabila stress tersebut akibat ketidak<br />mampuan maka perlu giat berlatih. Apabila sumbernya adalah kesehatan<br />fisik, maka perlu upaya pengobatan.</p> <p>15. Bimbingan</p> <p> Remaja<br />sangat membutuhkan bimbingan agar dia dapat hidup dengan dewasa dan<br />mampu mengatasi masalah.dirumah seringkali orang tua tidak cukup waktu<br />membimbing karena sibuk bekerja.bebrapa yang lain tidak tahu apa yang<br />harus dibimbingkan pada remaja. Maka fungsi sekolah dalam membimbing<br />kedewasaan remaja sangat berperan.tentu ini akan terjadi apabila guru<br />menjalani profesinya dengan semangat pendidik yakni tidak semata<br />profesi tetapi juga mewujudkan siswa yang benar – benar terdidik tidak<br />hanya secara matematis akademis namun sekaligus moral siswa.apabila<br />remaja tidak mendapat bimbingan dari orang tua dan pendidik, mau jadi<br />seperti apa mereka?</p> <p> </p> </div>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-15209649535456257702010-06-23T06:32:00.000-07:002010-06-23T06:37:28.640-07:00Menulis Artikel Dengan Tema “Remaja, Problem dan Prestasi”<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdcSFTmFZWnRFUFpq0Z0BuvRXMhN6V5oGJw9di8CJpoz3n4rx4q5IfEJcdqqORQ19csPEdggzlmiH56ufgz37h0GYniqQ9ncsazXcCI6LU-Y4ge3OYeCpg0TenQB76ZEXZn9BFDf2bsK0/s1600/1_686111696l.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 254px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdcSFTmFZWnRFUFpq0Z0BuvRXMhN6V5oGJw9di8CJpoz3n4rx4q5IfEJcdqqORQ19csPEdggzlmiH56ufgz37h0GYniqQ9ncsazXcCI6LU-Y4ge3OYeCpg0TenQB76ZEXZn9BFDf2bsK0/s320/1_686111696l.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485962736306451938" border="0" /></a><br /><div class="entry-content"> <p>Bismillah</p> <blockquote><p>Mas, aku tuh pengen banget ikut lomba penulisan artikel. Temanya “remaja, problem, dan prestasi”. Kira2 bagusnya ngangkat masalah apa ya Mas?</p> <p>L, via sms</p></blockquote> <p>Dik L yang rajin menulis<br />Menulis dengan tema yang sudah ditentukan memang terkadang membuat kita menjadi sedikit terbatasi, tapi tidak membuat daya kreativitas kita tumpul. Tema penulisan hanyalah pembatas agar penilai dapat memasukkan “kesesuaian dengan tema” sebagai salah satu kriteria diterima atau tidaknya sebuah tulisan.</p> <p>Langkah pertama yang harus kita tempuh bila dihadapkan dengan masalah seperti itu adalah mencari informasi dengan tema terkait baik melalui isu yang ada, buku-buku terkait, dan (yang lebih luas) dari Internet. Dalam kasus Dik L, saya melihat bahwa kata kunci pencarian sudah cukup jelas. Dan keterkaitan antar ketiga kata tersebut memang sedang menjadi isu saat ini. Bahwa <strong>problem remaja</strong> yang kian kompleks biasanya menyebabkan tekanan batin dan <strong>prestasi</strong> menurun. Bagaimana, sudah mendapat gambaran bahan tulisan? <img src="http://prabowomurti.com/blog/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif" alt=":)" class="wp-smiley" /> </p> </div><!-- .entry-content --> <div class="entry-foot"> <div class="entry-meta"> </div><!-- .entry-meta --> </div><!-- .entry-foot --> <!-- #post-ID --> <h4><span id="comments">0</span> Responses to “Menulis Artikel Dengan Tema “Remaja, Problem dan Prestasi””</h4>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-76684650144449723262010-06-23T06:27:00.000-07:002010-06-23T06:30:39.109-07:00Fase remaja<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZt0cFPW9UmxQ9u1kBSMKAeDt3lQPuDhjSiytAcIShwgC8f1xTWJvJ4KnxfpqGz-C5wdK9tLakxqbUCKtdj7gVDp2qBhDqIU0Oc8aLEI08jCc1MUCYTuxe4Y4m0faZApUAPdMpB8rU0sc/s1600/acne2_2112.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 254px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZt0cFPW9UmxQ9u1kBSMKAeDt3lQPuDhjSiytAcIShwgC8f1xTWJvJ4KnxfpqGz-C5wdK9tLakxqbUCKtdj7gVDp2qBhDqIU0Oc8aLEI08jCc1MUCYTuxe4Y4m0faZApUAPdMpB8rU0sc/s320/acne2_2112.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485960786735664770" border="0" /></a><br />Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Harold Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang amat kritis yang mungkin dapat erupakan the best of time and the worst of time.<br />Kita menemukan berbagai tafsiran dari para ahli tentang masa remaja :<br />· Freud menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa mencari hidup seksual yang mempunyai bentuk yang definitif.Charlotte Buhler menafsirkan masa remaja sebagai masa kebutuhan isi-mengisi.Spranger memberikan tafsiran masa remaja sebagai masa pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental.<br />· Hofmann menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa pembentukan sikap-sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu.<br />· G. Stanley Hall menafsirkan masa remaja sebagai masa storm and drang (badai dan topan).<br />Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai dengan 18-20 th (Abin Syamsuddin, 2003). Pada rentangan periode ini terdapat beberapa indikator perbedaan yang signifikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, para ahli mengklasikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu: (1) remaja awal (11-13 th s.d. 14-15 th); dan (2) remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th).<br />Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik secara fisik maupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan problema tertentu bagi si remaja. pabila tidak disertai dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bahkan dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal. Problema yang mungkin timbul pada masa remaja diantaranya :<br />Problema berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik.<br />Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.<br />Problema berkaitan dengan perkembangan kognitif dan bahasa.<br />Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang pesat. Namun ketika, si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan intelektual, terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya tidak akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.<br />Problema berkaitan dengan perkembangan perilaku sosial, moralitas dan keagamaan.<br />Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan khusus dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.<br />Problema berkaitan dengan perkembangan kepribadian, dan emosional.<br />Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya.<br />Selain yang telah dipaparkan di atas, tentunya masih banyak problema keremajaan lainnya. Timbulnya problema remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Agar remaja dapat terhindar dari berbagai kesulitan dan problema kiranya diperlukan kearifan dari semua pihak. Upaya untuk memfasilitasi perkembangan remaja menjadi amat penting.....Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-21329126375027225212010-06-23T06:23:00.000-07:002010-06-23T06:27:46.991-07:00PROBLEM REMAJA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRG32EGPGkEG6PVY8MfhlPab2e_0xGeqHDOeyLo8MiNDQAJsGzTIJA-_aBKHo4KFqTJ4y2hKscMw8BInWwLKvsgc7jex23PnaTqUSle82SOs4oPTRYF81F94WqZU2PQJA_I0XMtjNLPic/s1600/adol_grap2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 227px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRG32EGPGkEG6PVY8MfhlPab2e_0xGeqHDOeyLo8MiNDQAJsGzTIJA-_aBKHo4KFqTJ4y2hKscMw8BInWwLKvsgc7jex23PnaTqUSle82SOs4oPTRYF81F94WqZU2PQJA_I0XMtjNLPic/s320/adol_grap2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485960217501178258" border="0" /></a><br /><p>Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan.....tapi juga masa yang menegangkan, bayangin......kalau kita bebas kemana - mana, nggak punya beban mikirin itu, mikirin ini.......kayaknya kita sangat senang dan sangat menikmati suasana itu. Dan masih banyak kesenangan - kesenangan yang lain.....Tapi kalau dah ada masalah...apapun masalah tersebut......misal, nggak enak hati sama do`i.......yang ada rasa sebel, bete, serba salah, dan lain -lain....bisa membuat wajah kita cemberut. Semua tu butuh pemecahan atau solusi (jalan keluar ) kan...?</p> <p> </p><p>Nah....oleh sebab itu Asmara ( Aspirasi Masa Remaja ) itu ada. Cos ngerupain wadah bagi kawula muda mudi di Surabaya khususnya dan daerah sekitarnya. semua bisa bertukar pikiran atau wawasan mengenai problem yang anda hadapi, mencarikan solusi yang terbaik. Acara ini di kemas dengan fomat obrolan.....setiap hari kamis, jam 13.00 samapi 16.00. Di asuh oleh mBak Adji Widyaningrum, S Sos.</p><p>Bagaimana,......anda tertarik......gabunglah bersama kami di AM 1503 KHz. Kepedulian anda semua adalah anugrah bagi kami..........terimakasih. </p>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-65718073224101201532010-06-23T06:18:00.000-07:002010-06-23T06:23:20.309-07:00KENAKALAN REMAJA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibdAe_lgbUzBQIzU9E6AwlGnD63zoqSUdvM9971Zugl15aH6e79IPCI8rV8b1rBertc3tQu81fyBjB_WijP_m7Z8ojrXsaJl4I5vbUXdbEAF6R0rFS_bvnfqjll9BnRTgtO1gpqhvfRc0/s1600/remaja.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 121px; height: 125px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibdAe_lgbUzBQIzU9E6AwlGnD63zoqSUdvM9971Zugl15aH6e79IPCI8rV8b1rBertc3tQu81fyBjB_WijP_m7Z8ojrXsaJl4I5vbUXdbEAF6R0rFS_bvnfqjll9BnRTgtO1gpqhvfRc0/s320/remaja.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485958849451914818" border="0" /></a><br /><b><span style="line-height: 200%;font-family:";font-size:12;" ><ol style="margin-top: 0in;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style="">Bentuk-bentuk Kenakalan <o:p></o:p></span></li></ol> </span></b> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style=""><br /><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Adapun bentuk-bentuk dari kenakalan remaja<b> </b>adalah : <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54.75pt; text-align: justify; text-indent: -18.75pt; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">a.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Kebut-kebutan dijalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas dan membahayakan jiwa serta orang lain <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54.75pt; text-align: justify; text-indent: -18.75pt; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">b.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan dan kadang-kadang pergi ke pasar untuk bermain game <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54.75pt; text-align: justify; text-indent: -18.75pt; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">c.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Memakai dan menggunakan bahan narkotika bahkan hal yang mereka anggap ringan yakni minuman keras. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54.75pt; text-align: justify; text-indent: -18.75pt; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">d.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan, seperti permainan domino, remi dan lain-lain. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54.75pt; text-align: justify; text-indent: -18.75pt; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">e.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Perkelahian antar geng, antar kelompok, antar sekolah, sehingga harus melibatkan pihak yang berwajib. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""><o:p> </o:p></span><b><span style=""><span style=""><span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="">Sebab-sebab Terjadinya Kenakalan Remaja<o:p></o:p></span></b> </p><ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style="">Faktor Internal (Dalam)<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">a.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Reaksi frustasi diri <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Dengan semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi yang berakibat pada banyaknya anak remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan sosial itu. Mereka lalu mengalami banyak kejutan, frustasi, ketegangan<span style=""> </span>batin dan bahkan sampai kepada gangguan jiwa. <o:p></o:p></span></p> <span style="line-height: 200%;font-family:";font-size:12;" > </span> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">b.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Gangguan pengamatan dan tanggapan pada anak remaja <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Adanya gangguan pengamatan dan tanggapan di atas sangat mengganggu daya adaptasi dan perkembangan pribadi anak yang sehat. Gangguan pengamatan dan tanggapan itu, antara lain : halusinasi, ilusi dan gambaran semua. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Tanggapan anak tidak merupakan pencerminan realitas lingkungan yang nyata, tetapi berupa pengolahan batin yang keliru, sehingga timbul <i>interpretasi </i>dan <i>pengertian yang salah</i>. Sebabnya ialah semua itu diwarnai harapan yang terlalu muluk, dan kecemasan yang berlebihan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">c.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Gangguan berfikir dan intelegensi pada diri remaja <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Berfikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang wajar terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan permasalahan hidup sehari-hari. Jika anak remaja tidak mampu mengoreksi pekiran-pekirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada, maka pikirannya terganggu. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">d.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Gangguan perasaan pada anak remaja <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan dan kebutuhan manusia. Jika semua tadi terpuaskan, orang merasa senang dan bahagia. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Gangguan-gangguan fungsi perasaan itu antara lain : <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">1)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Inkontinensi emosional ialah tidak terkendalinya perasaan yang meledak-ledak, tidak bisa dikekang. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">2)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Labilitas emosional ialah suasana hati yang terus menerus berganti-ganti dan tidak tetap. Sehingga anak remaja akan cepat marah, gelisah, tidak tenang dan sebagainya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">3)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Ketidak pekaan dan mempunyai perasaan biasa disebabkan oleh sejak kecil anak tidak pernah diperkenalkan dengan kasih sayang, kelembutan, kebaikan dan perhatian. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">4)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Kecemasan merupakan bentuk “ketakutan” pada hal-hal yang tidak jelas, tidak riil, dan dirasakan sebagai ancaman yang tidak bisa dihindari.</span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 200%;"><span style="">Faktor Eksternal (Luar) <o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Selain faktor dari dalam ada juga faktor yang datang dari luar anak tersebut, antara lain : <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">a.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Keluarga <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Tidak diragukan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan pribadi remaja dan menentukan masa depannya. Mayoritas remaja yang terlibat dalam kenakalan atau melakukan tindak kekerasan biasanya berasal dari keluarga yang berantakan, keluarga yang tidak harmonis di mana pertengkaran ayah dan ibu menjadi santapan sehari-hari remaja. Bapak yang otoriter, pemabuk, suka menyiksa anak, atau ibu yang acuh tak acuh, ibu yang lemah kepribadian dalam atri kata tidak tegas menghadapi remaja, kemiskinan yang membelit keluarga, kurangnya nilai-nilai agama yang diamalkan dll semuanya menjadi faktor yang mendorong remaja melakukan tindak kekerasan dan kenakalan.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Struktur keluarga anak nakal pada umumnya menunjukkan beberapa kelemahan/cacat di pihak ibu, antara lain ialah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">1)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Ibu ini tidak hangat, tidak mencintai anak-anaknya, bahkan sering membenci dan menolak anak laki-lakinya, sama sekali tidak acuh terhadap kebutuhan anaknya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">2)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Ibu kurang mempunyai kesadaran mengenai fungsi kewanitaan dan keibuannya; mereka lebih banyak memiliki sifat ke jantan-jantanan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">3)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Reaksi terhadap kehidupan anak-anaknya tidak adekuat, tidak cocok, tidak harmonis. Mereka tidak sanggup memenuhi kebutuhan anak-anaknya, baik yang fisik maupun yang psikis sifatnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">4)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Kehidupan perasaan ibu-ibu tadi tidak mantap, tidak konsisten, sangat mudah berubah dalam pendiriannya, tidak pernah konsekuen., dan tidak bertanggung jawab secara moral.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Beberapa kelemahan di pihak ayah yang mengakibatkan anaknya menjadi nakal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: <span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <span style="line-height: 200%;font-family:";font-size:12;" > </span> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">1)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Mereka menolak anak laki-lakinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">2)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Ayah-ayah tadi hampir selalu absen atau tidak pernah ada di tengah keluarganya, tidak perduli, dan sewenang-wenang terhadap anak dan istrinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">3)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Mereka pada umumnya alkoholik, dan mempunyai prestasi kriminalitas, sehingga menyebarkan perasaan tidak aman (insekuritas) kepada anak dan istrinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">4)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Ayah-ayah ini selalu gagal dalam memberikan supervisi dan tuntunan moral kepada anak laki-lakinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">5)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Mereka mendidik anaknya dengan disiplin yang terlalu ketat dan keras atau dengan disiplin yang tidak teratur, tidak konsisten.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Selain itu, ada juga beberapa faktor yang datang dari keluarga, antara lain : <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">1)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Rumah tangga berantakan. Bila rumah tangga terus menerus dipenuhi konflik yang serius, menjadi retak, dan akhirnya mengalami perceraian, maka mulailah serentetan kesulitan bagi semua anggota keluarga, terutama anak-anak. Pecahlah harmonis dalam keluarga, dan anak menjadi sangat bingung, dan merasakan ketidakpastian emosional. Dengan rasa cemas, marah dan risau anak mengikuti pertengkaran antara ayah dengan ibu. Mereka tidak tahu harus memihak kepada siapa. Batin anak menjadi sangat tertekan, sangat menderita, dan merasa malu akibat ulah orang tua mereka. Ada perasaan ikut bersalah dan berdosa, serta merasa malu terhadap lingkungan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">2)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Perlindungan-lebih dari orang tua. Bila orang tua terlalu banyak melindungi dan memanjakan anak-anaknya, dan menghindarkan mereka dari berbagai kesulitan atau ujian hidup yang kecil, anak-anak pasti menjadi rapuh dan tidak akan pernah sanggup belajar mandiri. Mereka akan selalu bergantung pada bantuan - orang tua, merasa cemas dan bimbang ragu selalu; aspirasi dan harga-dirinya tidak bisa tumbuh berkembang. Kepercayaan dirinya menjadi hilang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">3)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Penolakan orang tua. Ada pasangan suami-istri yang tidak pernah bisa memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu. Mereka ingin terus melanjutkan kebiasaan hidup yang lama, bersenang-senang sendiri seperti sebelum kawin. Mereka tidak mau memikirkan konsekuensi dan tanggung jawab selaku orang dewasa dan orang tua. Anak-anaknya sendiri ditolak, dianggap sebagai beban, sebagai hambatan dalam meniti karir mereka. Anak mereka anggap cuma menghalang-halangi kebebasan bahkan cuma merepotkan saja.</span> <span style=""><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">4)<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Pengaruh buruk dari orang tua. Tingkah-laku kriminal, a-susila (suka main perempuan, korup, senang berjudi, sering mabuk-mabukan, kebiasaan minum dan menghisap rokok berganja, bertingkah sewenang-wenang, dan sebagainya) dari orang tua atau salah seorang anggota keluarga bisa memberikan pengaruh menular atau infeksius kepada anak. Anak jadi ikut-ikutan kriminal dan a-susila, atau menjadi anti-sosial. Dengan begitu kebiasaan buruk orang tua mengkondisionir tingkah-laku dan sikap hidup anak-anaknya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">b.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Lingkungan Sekolah yang Tidak Menguntungkan <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Sekolah kita sampai waktu sekarang masih banyak berfungsi sebagai "<i>sekolah dengar</i>" daripada memberikan kesempatan luas untuk membangun aktivitas, kreativitas dan inventivitas anak. Dengan demikian sekolah tidak membangun dinamisme anak, dan tidak merangsang kegairahan belajar anak.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Selanjutnya, berjam-jam lamanya setiap hari anak-anak harus melakukan kegiatan yang tertekan, duduk, dan pasif mendengarkan, sehingga mereka menjadi jemu, jengkel dan apatis.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Di kelas, anak-anak-terutama para remajanya sering mengalami frustasi dan tekanan batin, merasa seperti dihukum atau terbelenggu oleh peraturan yang "<i>tidak adil</i>". Di satu pihak pada dirinya anak ada dorongan naluriah untuk bergiat, aktif dinamis, banyak bergerak dan berbuat; tetapi di pihak lain anak<sup> </sup>dikekang ketat oleh disiplin mati di sekolah serta sistem regimentasi dan sistem sekolah-dengar.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><st1:city st="on"><st1:place st="on"><span style="">Ada</span></st1:place></st1:city><span style=""> pula guru yang kurang simpatik, sedikit memiliki dedikasi pada profesi, dan tidak menguasai didaktik-metodik mengajar. Tidak jarang profesi guru/dosen dikomersialkan, dan pe<sub></sub>ngajar hanya berkepentingan dengan pengoperan materi ajaran belaka. Perkembangan kepribadian anak sama sekali tidak diperhatikan oleh guru, sebab mereka lebih berkepentingan dengan masalah mengajar atau mengoperkan informasi belaka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">c.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Media elektronik<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Tv, video, film dan sebagainya nampaknya ikut berperan merusak mental remaja, padahal mayoritas ibu-ibu yang sibuk menyuruh anaknya menonton tv sebagai upaya menghindari tuntutan anak yang tak ada habisnya. Sebuah penelitian lapangan yang pernah dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa film-film yang memamerkan tindak kekerasan sangat berdampak buruk pada tingkah laku remaja. Anak yang sering menonton film-film keras lebih terlibat dalam tindak kekerasan ketika remaja dibandingkan dengan teman-temannya yang jarang menonton film sejenis. Polisi Amerika menyebutkan bahwa sejumlah tindak kekerasan yang pernah <span style=""> </span>ditangani polisi ternyata dilakukan oleh remaja persis sama dengan adegan-adegan film yang ditontonnya. Ternyata anak meniru dan mengindentifikasi film-film yang ditontonnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 200%;"><!--[if !supportLists]--><span style=""><span style="">d.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Pengaruh pergaulan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 200%;"><span style="">Di usia remaja, anak mulai meluaskan pergaulan sosialnya dengan teman-tema sebayanya. Remaja mulai betah berbicara berjam jam melalui telefon. Topik pembicaraan biasanya seputar pelajaran, film, tv atau membicarakan cowok/ cewek yang ditaksir dsb.<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <span style="">Hubungan sosial di masa remaja ini dinilai positif karena bisa mengembangkan orientasi remaja memperluas visi pandang dan wawasan serta menambah informasi, bahkan dari hubungan sosial ini remaja menyerap nilai-nilai sosial yang ada di sekelilingnya. Semua faktor ini menjadi penyokong dalam pembentukan kepribadiannya dan menambah rasa percaya diri karena pengaruh pergaulan yang begitu besar pada diri remaja, maka hubungan remaja dengan teman sebayanya menentukan kualitas remaja itu. Kalau ini disadari oleh remaja, maka dengan sadar remaja akan menyeleksi teman pergaulannya. <span style=""> </span></span>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-66835045375224848362010-06-23T06:14:00.000-07:002010-06-23T06:17:21.121-07:00PROBLEMATIKA ANAK REMAJA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhudIXdb7Br0seE3ADVFfcRcYafGGtxaozQm5eI48-GiZ_SriWwY0AtKpBh-ZOjXZisyYWUHOUZUnOOtrDogNiNVyyL_MZWvZEOXQ9VGAsKgdOy8X7zbknui85rnroLVouJ4wY5Q-Ztmuk/s1600/gemma-iman.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 300px; height: 272px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhudIXdb7Br0seE3ADVFfcRcYafGGtxaozQm5eI48-GiZ_SriWwY0AtKpBh-ZOjXZisyYWUHOUZUnOOtrDogNiNVyyL_MZWvZEOXQ9VGAsKgdOy8X7zbknui85rnroLVouJ4wY5Q-Ztmuk/s320/gemma-iman.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485957555309886146" border="0" /></a><br /><p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> 86 % Penghuni penjara didunia, telah memulai karier negatifnya sejak usia mereka 12 tahun ( Monterdue, 2004 ). Prilaku negatif anak remaja akan tersembunyi secara rapi dibalik norma yang berlaku didalam keluarga mereka. Mereka bisa saja tampak tenang dan stabil dirumah, namun sangat agresif diluar rumah atau sebaliknya … mereka bisa tampak nakal dan agresif di rumah, namun sangat stabil dan tenang diluar rumah.<br /></span></span></p> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">” Healthscoutnews 2006 ” : 97 % wanita perokok di Amerika mulai merokok sejak usia mereka 12 – 15 tahun.<br />Robert Kiyushaki, seorang motivator bisnis terkenal didunia merasa mulai karier profesinya sejak ia berusia 11 tahun.<br /></span></span></p> <ul><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">Donald Trump, telah mengawali dunia usahanya ketika ia berusia 12 tahun. </span></span></li></ul> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">Penelitian yang dilakukan oleh Bussiness News tahun 2002, telah menemukan bahwa; hampir sebagian besar pengusaha yang berhasil di benua eropa, asia dan amerika telah mengawalinya ketika mereka berusia 10 – 14 tahun.<br />Julius Robert Oppenheimer, penemu Bom Atom telah memulai penyelidikannya sejak ia berusia 11 tahun.<br />Vilfredo Pareto, penemu Diagram Pareto sudah gemar membuat pemetaan dan grafik sejak usia 10 tahun.</span></span></p> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">Pada tanggal, 22 april 1915 satu jam setelah ia merayakan ulang tahunnya, ia dimaki-maki ayah dan ibunya karena bermain-main dengan kereta bayi dan dinamit.<br />Masalahnya ……<br /></span></span></p> <ul><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">“Hanya 8% anak remaja yang benar-benar bisa belajar di rumah mereka” </span></span></li></ul> <ul><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">“13% anak remaja mengalami gangguan kinaestetik dan konsentarsi belajar akibat ketidak-seimbangan kerja hemisphere”. </span></span></li></ul> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">Beberapa tokoh terkenal :</span></span></p> <ul><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> Kris Dayanti </span></span></li><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> Susilo Bambang Yudoyono </span></span></li><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> Kris Watimena </span></span></li><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> Shanti Manohutu </span></span></li><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> Tukul Arwana </span></span></li><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> Subronto Laras</span></span></li></ul> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> Hampir sebagian besar perubahan kehidupan anak-anak remaja disebabkan oleh kekecewaan yang dialaminya.<br />Jadi bukan karena ia cerdas atau tidak cerdas<br /><em>Kekecewaan sosial remaja : </em></span></span></p> <ul><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> · 11% akibat konflik dengan teman sebaya </span></span></li><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> · 4% akibat konflik dengan guru sekolah </span></span></li><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> · 84% akibat konflik dengan orang tua mereka </span></span></li><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> · 1% oleh lainnya </span></span></li></ul> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">Itu berarti bahwa :</span></span></p> <ul><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> · 11% akibat konflik dengan teman sebaya </span></span></li><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> · 88% akibat konflik dengan orang dewasa disekitarnya </span></span></li><li><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"> · 1% akibat hal lainnya </span></span></li></ul> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><em>Ada Apa Dengan Orang Dewasa ?<br /></em>Beberapa pelanggaran orang dewasa menurut anak remaja :<br />Pertama : Orang dewasa selalu ingin menguasai anak remaja.<br />Kedua : Orang dewasa selalu menganggap anak remaja sebagai anak yang masih kecil.<br />Ketiga : Orang dewasa lebih senang mencela/mengkritik dari pada mensupport pada anak remaja.<br />Keempat :Orang dewasa sering menarik kembali hak yang telah diberikan kepada anak remaja.<br />Kelima : Orang dewasa lebih cepat emosi, dan mau menang sendiri ketika berdiskusi dengan anak remaja.<br />Keenam : Masih banyak lagi, dan tidak terhitung jumlahnya.</span></span></p> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;"><em> Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya ? </em></span></span></p> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">1. Harus adanya pendidikan bagi mereka yang menekankan pada Pendidikan Watak & Kepribadiannya.</span></span></p> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">2. Harus adanya usaha yang besar dari orang tua / orang dewasa untuk Menanamkan Moralitas & Keyakinan Beragama pada anaknya.</span></span></p> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">3. Harus didorong & dibina tumbuhnya Tanggung Jawab Sosial pada anak, sesuai dengan Fase Perkembangannya.<br />Kemudian harus bagaimana tahapan-tahapannya ?</span></span></p> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">Selidiki….</span></span></p> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">Amati….</span></span></p> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">& Pikirkanlah….</span></span></p> <p><span><span style="font-family:arial;font-size:85%;">” INNER WILL ” Mereka.</span></span></p>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-68967730811342331362010-06-23T05:51:00.000-07:002010-06-23T06:14:33.630-07:00Remaja Punya Masalah, No Problem!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiowH8AXCBI_OAhUluigb2ck0WP2W8t8fQFwTJIJVw71NlqO9hLIoFobp4UpmrOSmN4GxWxl-lhdTYPeKyIGBSfOlmLewQCe_pt0mYoF_3j7CQuHreMnoy1-GztsaoenHcxzzAR_OXGUvM/s1600/judge_no_problem_453595.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 229px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiowH8AXCBI_OAhUluigb2ck0WP2W8t8fQFwTJIJVw71NlqO9hLIoFobp4UpmrOSmN4GxWxl-lhdTYPeKyIGBSfOlmLewQCe_pt0mYoF_3j7CQuHreMnoy1-GztsaoenHcxzzAR_OXGUvM/s320/judge_no_problem_453595.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485955538932893922" border="0" /></a><br /><p>Adakah di antara kita yang sedang punya masalah? Kalau ada, berarti kita remaja normal. Hehe. Meskipun begitu, ada kalanya masalah yang kita hadapi bener-bener membuat kita stres! Contoh: kasus perceraian dalam keluarga, stres belajar, masalah telat ke sekolah karena ngga bisa mengatur waktu dan bahkan stres karena nge-jomblo!</p> <p><img src="http://helda.info/smilies/yahoo_bigsmile.gif" alt=":D" class="wp-smiley" title=":D" width="18" height="18" /></p> <blockquote><p><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Tapi satu yang pasti: kalo kamu pernah atau sedang stres – itu tandanya kamu memikirkan masalahmu, tidak ingin mengabaikannya.</span></p></blockquote> <p><span id="more-652"></span></p> <p><strong>Namun, sayang sekali beberapa remaja tidak siap untuk menghadapi masalah.</strong> Yang ada mereka malah menghindar dan berupaya lari dari masalah – bukannya menyelesaikannya. Beberapa remaja banyak tidur, nonton teve, jatuh ke dalam jurang kenakalan remaja seperti menggunakan narkoba, menyalahgunakan obat-obat, pesta, dan ada yang melakukan tindakan seks di luar nikah.</p> <blockquote><p><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Padahal mereka hanya akan dikatakan sebagai PENGECUT jika lari. Setuju?</span></p></blockquote> <p>:-q</p> <p>Yup! Pengecut! Mereka berupaya mengalihkan perhatian… Bukan, bukan saja mengalihkan perhatian tetapi acuh dan melarikan diri. <strong>Kalo kek gitu, kapan masalahnya selesai, iya toh? Masalah malah akan bertambah jika cuma berani <em>bermellow-mellow-an</em> atau menjadi pemberontak.</strong></p> <p><img src="http://helda.info/smilies/yahoo_silent.gif" alt="[-(" class="wp-smiley" title="[-(" width="18" height="18" /></p> <p>Nah, buat remaja yang sekarang sedang punya yang namanya masalah, Helda punya dua contoh barang yang mungkin bisa memotivasimu untuk berani menghadapi masalah!</p> <p><strong><span style="text-decoration: underline;">1. Virus</span></strong></p> <p>Tau virus kan? Siapa yang ngga kenal virus. Virus bisa bertahan hidup sampai sekarang dan bahkan semakin kuat, dia menjadi resistan atau semacam kebal terhadap antibiotik. Semakin kita melenyapkan dia, dia semakin kebal.</p> <p><strong><span style="text-decoration: underline;">2. Emas</span></strong></p> <p>Emas bisa jadi sangat indah dan murni karena apa? Dia harus ngelewatin proses kalo manusia yang mengalaminya pasti akan terasa sakit sekali. Yup! Dia harus dilebur dulu dalam tungku panas. Tapi, dengan cara itulah emas bisa seperti yang kita lihat!</p> <p><strong><span style="text-decoration: underline;">Kesimpulannya:</span></strong></p> <p>Masalah boleh jadi datang bertubi-tubi menimpa kita, masalah juga datangnya pada saat yang tidak tepat, misal pada <a href="http://www.otomotiveextreme.blogspot.com">usia remaja</a> yang seharusnya kita tidak alami itu. Namun, kalo kita ambil dari sisi positif dan kita berani menghadapinya – maka kita seperti virus dan emas! <strong>Semakin kuat dan kebal, makin ganteng/cantik, dewasa dan matang pula! Usia boleh remaja, tapi pikiran dewasa!</strong></p> <p>Semangat!</p>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-86741827306385200142010-06-23T05:15:00.000-07:002010-06-23T06:47:50.235-07:00Tips dalam menentukkan sekolah buat remaja<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCFponwC21NhnC-XJVFiBXfCqVBlwYTgLAw4PFPA4WsvZHx-gq7TVE2VFSQrL4toG19xGNYGw3ChyphenhyphenkhC_cRM89E0WtQXy2gqTk2gspBhHC4PnV1QVCzTVfuzQDR2NcYGnlVHjxEGJ6d98/s1600/images.jpeg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 117px; height: 103px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCFponwC21NhnC-XJVFiBXfCqVBlwYTgLAw4PFPA4WsvZHx-gq7TVE2VFSQrL4toG19xGNYGw3ChyphenhyphenkhC_cRM89E0WtQXy2gqTk2gspBhHC4PnV1QVCzTVfuzQDR2NcYGnlVHjxEGJ6d98/s320/images.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485943787784122258" border="0" /></a><br /><p>Supaya kita para orang tua tidak salah <span style="font-weight: bold;">menentukan sekolah</span> buat para <strong>remaja</strong> kita yang akan melanjutkan masa sekolahnya <span style="font-weight: bold;">baik</span> itu sekolah menengah( SMP) atau menengah atas(SMU,SMK,STM,dll) atau juga ke jenjang perguruan tinggi atau masa <span style="font-weight: bold;">kuliah</span> maka yang harus kita perhatikan dalam menentukkan dimana remaja kita akan <span style="font-weight: bold;">sekolah<a href="http://dinoe-dasbos.blogspot.com/2010/01/cara-belajar-yang-baik-buat-remaja.html"> </a></span>:<br /></p><ol>1. Perhatikan minat dan bakat<span style="font-weight: bold;"> anak remaja </span>kita , arahkan mereka dan sesuaikan dengan keinginan mereka dan jangan kita paksakan kemauan kita, biarkn mereka menentukkan sendiri berdasarkan bakat dan kemauan mereka<br /><br />2. Jika sudah ketemu sekolah yang di mau , pastikan sekolah tersebut sudah punya gedung sendiri, lokasi yang strategis , nyaman dan tenang juga Sekolah yang punya visi dan misi yang jelas<br /><br />3. Perhatikan disekitar lingkungan sekolah tersebut karena lingkungan bisa mempengaruhi sifat anak kita yang bakal sekolah didaerah tersebut.<br /><br />4. Usahakan <span style="font-weight: bold;">pilih sekolah</span> dengan fasilitas yang lengkap dan <span style="font-weight: bold;">pembelajarannya</span> bisa menyesuaikan perkembangan pendidikan , sekolah yang punya<span style="font-weight: bold;"> program belajar</span> yang jelas dan berstruktur serta kreatif dalam menyampaikan pembelajaran kepada para muridnya, mempunyai tenaga pengajar yang professional, memiliki etos kerja yang tinggi, kreatif ,jujur , dan trampil serta disiplin secara lugas dan tidak kaku<br /><br />5. Kalau bisa usahakah sekolah yang punya jaringan kerja sama yang luas dengan beragam pihak yang bisa mendukung <span style="font-weight: bold;">proses pendidikan</span> yg baik dan bermutu buat para remaja kita.</ol><br />Semoga <span style="font-weight: bold;">tips dalam menentukan sekolah buat remaja </span>kita (anak kita) ini bisa jadi<a name="more"></a> masukkan buat para orang tua yang mempunyai anak remaja yang akan melanjutkan sekolahnya ketingkat lebih <span style="font-weight: bold;">tinggi</span>Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4226572410081957706.post-44874971710644779342010-06-23T04:50:00.000-07:002010-06-23T05:14:44.622-07:00psikologi remaja ,karakteristik,dan permasalahannya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ41EZvQTcsGKbk-mG5ow49EjmIoeY7gPvgeV70bd1tLiY-qW945FpL_Ajnk1MrneFs3h5FtkOs0GMW9D7ygj4uArkSYDubBUvVxyYqt8jvoUQyRzvbcc-WR8JXT21gN-CZ-OMPSWr5Wc/s1600/86CampPemuda-Remaja.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 246px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ41EZvQTcsGKbk-mG5ow49EjmIoeY7gPvgeV70bd1tLiY-qW945FpL_Ajnk1MrneFs3h5FtkOs0GMW9D7ygj4uArkSYDubBUvVxyYqt8jvoUQyRzvbcc-WR8JXT21gN-CZ-OMPSWr5Wc/s320/86CampPemuda-Remaja.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485941308258125474" border="0" /></a><br /><p>Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.<br /><span id="more-190"></span><br />Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.</p> <p>Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.</p> <p>Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:</p> <p> 1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.<br /> 2. Ketidakstabilan emosi.<br /> 3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.<br /> 4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.<br /> 5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.<br /> 6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.<br /> 7. Senang bereksperimentasi.<br /> 8. Senang bereksplorasi.<br /> 9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.<br /> 10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.</p> <p>Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja.</p> <p>Permasalahan Fisik dan Kesehatan</p> <p>Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al).</p> Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.Teenager's Storyhttp://www.blogger.com/profile/04219591266732693934noreply@blogger.com0