Kamis, 24 Juni 2010

Pertemanan Remaja


Suatu pertemanan atau persahabatan diisi dengan kedekatan, kehangatan, serta dukungan di kala kita sedang sedih, gagal, atau juga senang. Teman merupakan tempat kita membagi nilai-nilai hidup. Teman menjadi sangat penting bagi seorang remaja. Hal ini mungkin disebabkan karena anak muda lebih ingin menghabiskan waktunya jauh dari keluarga, dan pada usia ini kebutuhan lebih tinggi terhadap dukungan sosial.

Masa remaja merupakan rentang waktu saat seseorang paling banyak mengalami pengalaman perubahan fisik dan emosional. Hal ini umumnya berdampak pada kebingungan dan ketidakyakinan, bahkan kerap membuat remaja merasa awkward atau canggung. Itulah sebabnya dukungan dan kehadiran teman menjadi vital dan krusial.

Pertemanan bagi remaja putri dan putra umumnya memiliki beberapa perbedaan. Bagi remaja putri, teman adalah (sekumpulan) orang untuk berbagi rahasia, berdiskusi soal laki-laki, membahas pakaian dan tren, serta mengeluarkan keluh kesah dan kecemasan. Sedangkan bagi remaja putra, keberadaan teman yang utama adalah sebagai rekan atau companion, untuk bermain sepakbola, berbagi lelucon, berkumpul bersama, dan mendengarkan musik.

Tingkat keintiman pertemanan pada remaja putra umumnya lebih kecil, lebih ke permukaan seperti sharing mengenai olahraga dan hobi. Salah satu akibatnya adalah apabila terdapat masalah dalam pertemanan, biasanya akan lebih berpengaruh pada para remaja putri. Remaja putri juga umumnya mengalami lebih banyak kecemburuan dan persaingan dengan teman-teman dekatnya, ketimbang remaja putra.

Beberapa remaja juga terkadang mengalami kesulitan dalam berteman. Umumnya masalah bersumber dari sifat atau karakter anak, misalnya pada anak yang pemalu, pendiam atau memang penyendiri. Anda bisa membantunya dengan memasukkan ke klub hobi atau kursus tertentu, namun jangan pernah memaksanya untuk menjalin pertemanan dengan siapapun, semua harus berproses secara alami.

Terkadang hal ini terkait dengan hobi anak yang kurang sosial atau tidak melibatkan orang lain, misalnya membaca, mendengarkan musik atau menulis puisi, yang semuanya dilakukan sendiri di kamar. Tidak perlu terlalu khawatir, sebab memang ada anak-anak tertentu yang lebih nyaman demikian. Yang penting, Anda selalu menunjukkan bahwa Anda sebagai orangtua pun akan senantiasa siap hadir sebagai teman baginya.

Bagi para orangtua, pertemanan pada remaja bisa sangat mengkhawatirkan, karena lingkungan (pertemanan) seringkali membawa pengaruh yang buruk bagi anak. Wajar saja bila Anda takut remaja Anda akan mengalami berbagai masalah seperti pemakaian narkoba atau bahkan perilaku seks bebas. Akan tetapi Anda juga perlu mengingat bahwa kehadiran teman sangat penting bagi remaja, tanpanya akan sangat sulit bagi anak untuk belajar mengenai proses sosialisasi dan hubungan.

Daripada Anda melarang anak berteman atau Anda memilihkan teman baginya, akan lebih bijak bila Anda membiarkan anak berteman secara alami, namun lengkapi juga dengan pengawasan dan perhatian yang cukup. Salah satu caranya tentu dengan mengenal teman-temannya, terutama yang paling dekat dan paling sering menghabiskan waktu dengan anak.

Untuk mencapai hal ini, Anda perlu menciptakan kepercayaan dan rasa nyaman bagi remaja Anda dan teman-temannya terhadap Anda. Jika Anda selalu memasang muka kaku, tegang, apalagi galak, bisa dipastikan anak remaja Anda akan enggan untuk memperkenalkan teman-temannya pada Anda.

Rasa nyaman dan keterbukaan juga hendaknya Anda tunjukkan pada suasana rumah. Dengan demikian, remaja Anda senang menghabiskan waktu bersama teman-temannya di rumah, dan tentunya hal ini bisa semakin mencegah hal-hal negatif. Yang lebih utama lagi, hubungan Anda dan anak remaja harus senantiasa dijaga kedekatannya. Keinginan remaja untuk menjauh dari keluarga bisa ditekan apabila dia merasakan kenyamanan dan dukungan sosial keluarganya.

Berusahalah untuk menjadi teman atau partner bagi anak. Memang tidak mudah, apalagi hal ini cukup terkait dengan perbedaan usia, cara pandang dan cara pikir, pola hidup, kebiasaan, dan sebagainya. Namun sulit bukan berarti tidak mungkin. Dengan komunikasi yang hangat dan terbuka, orangtua bisa menjadi teman yang terpercaya bagi anak.



0 komentar: